[Artikel 16#, kategori generasi] Apa yang saya begitu khawatirkan soal keuangan ternyata bukan hanya saya saja rupanya. Orang-orang milenial ternyata, dari penilitian, memiliki hal serupa dalam menanggapinya. Saya sangat tertarik dengan artikel yang saya bawa dari kompas ini.
Apa yang kamu baca di halaman ini merupakan sudut pandang dan pendapat saya yang termasuk dalam generasi milenial. Sumber asli artikelnya, ada di situs yang saya sebutkan di atas.
Bagi generasi milenial, hal paling membuat stres adalah masalah finansial.
Juni 2018, pertengahan bulan yang seharusnya lebih bersyukur karena merayakan kemenangan setelah sebulan berpuasa tak membuat saya lega. Ini karena finasial saya begitu tertatih-tatih.
Cobaan datang dari seluruh penjuru arah. Dan saya sangat menyesal tidak pernah berinvestasi untuk masa depan saya. Hampir 1 bulan, saya tidak memegang uang kertas (hanya uang logam yang tersisa). Bahkan untuk futsal, saya harus dibantu teman saya. Sungguh menyedihkan.
Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan sebuah lembaga, generasi milenial tidak begitu merisaukan masalah pekerjaan, kesehatan hingga politik. Mereka (milenial) lebih merisaukan tentang finansial.
Data yang diperoleh menunjukkan, banyak kecemasan para kaum milenial berasal dari kesadaran bahwa seharusnya mereka telah berinvestasi tapi ternyata belum.
Penelitian yang dilakukan oleh The Harris Poll menemukan bahwa 92 persen orang muda berusia 21 hingga 37 tahun sebenarnya telah menabung.
Sayangnya, hanya sepertiganya yang telah melakukan investasi di luar rencana pensiun yang dipersiapkan.
Ini berbanding terbalik dengan generasi sebelum milenial atau yang sering disebut gen X. Sekitar separuh dari gen X telah memiliki investasi di luar dana pensiun.
Setengah perempuan milenial melihat uang sebagai hal paling menegangkan dalam hidup mereka. 34 persen pria milenial merasakan hal yang sama.
"Generasi milenial memikirkan uang secara berbeda," kata Michael Katchen, CEO dan pendiri Wealthsimple, lembaga di balik penelitian ini.
"Ini bukan hanya tentang menghasilkan uang, ini adalan memasukkan uang mereka ke dalam perkara yang mereka yakini dan secara global berinvestasi dan memasukkan uang ke dalam investasi yang bertanggung jawab secara sosial," sambungnya.
Selain itu, generasi milenial juga berkomitmen untuk kebebasan finansial.
"Anak muda ingin menjalani gaya hidup yang mereka inginkan," kata Katchen. "Mungkin saya ingin itu pada usia 40, 50, atau 80 tahun.
Kita harus mencari cara untuk melibatkan mereka di masa depan, karena mereka tidak ingin diatur untuk itu. Mereka tidak dibentuk untuk memiliki kebebasan finansial yang mereka inginkan".
Ini sebagai peringatan
Tentu, kamu ada yang tidak setuju dengan informasi ini. Saya tidak bermaksud bahwa ini juga benar dan setuju sepenuhnya. Namun, apa yang saya tangkap tentang informasi ini memang mengamini kehidupan saya.
Sebelum mengetahui informasi ini, tentu saya tak akan jauh memikirkan bahwa saya mengalami ini. Berat rasanya. Namun begitu, saya sadar bahwa bukan hanya saya saja yang mengalaminya.
Ini sebuah peringatan. Bahwa saya dan kalian, orang-orang milenial yang sedang mengalami hal sama seperti informasi ini, harus berbenah diri. Lebih bersemangat dan bekerja keras serta cerdas. Jangan sampai keluar kata-kata menyesal dari mulut kita dan melakukan hal yang diluar batas.
..
Generasi milenial terus tumbuh dengan berbagai kebebasan yang ingin diraih. Tentu saja disatu sisi menyenangkan menurut saya, namun disatu sisi lain. Ada batas keras yang datang dari generasi sebelumnya yang memegang teguh tradisi dan keyakinan.
Bila berhasil menyeimbangkan sebenarnya bisa berjalan dengan baik. Saya harap generasi milenial yang tidak sedang bermasalah soal finansial, tidak meremehkan waktu mereka. Karena saya ingin juga mendapatkan hak kebebasan finansial seperti yang kalian miliki.
Artikel terkait :
Komentar
Posting Komentar