Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Generasi Milenial Hidup di Era Pengetahuan


[Artikel 13#, kategori Generasi] Kamu yang sekarang berumur 15 - 35 tahun atau disebut Generasi Milenial, termasuk saya di dalamnya, saat ini kita hidup dan dibesarkan di Era Pengetahuan. Era dimana kamu dan saya sangat mudah mengakses informasi dan mendapatkan pengetahuan. Ketahui untung rugi era pengetahuan berikut ini.

Sebelum melanjutkan membaca postingan ini, ketahui dulu bahwa postingan ini saya buat dari referensi buku yang saya beli awal tahun dengan judulnya 'Smart Millenials'. Saya berharap kamu mengerti dulu soal ini.

Knowledge Era

Peradaban manusia telah melewati berbagai zaman, mulai dari Era Pemburu dan Pengumpul, Era Pertanian, Era Industri, Era Teknologi Informasi dan terbaru merupakan Era Pengetahuan hingga sekarang.

Di era ini, aset utamanya adalah ide dan kreativitas, riset dan inovasi, dan tentu para pekerjanya (knowledge worker).

Era Pengetahuan atau Knowledge Era membuat kita sangat mudah mengakses informasi hanya sekali klik. Memang era ini paling nyaman hidupnya adalah Generasi Milenial, tapi generasi lainnya pun turut ambil bagian.

Untuk mencapai sukses di era ini, tidak hanya menguasai di bidang teknologi dan informasi, tetapi juga meliputi kemampuan mengubah informasi menjadi pengetahuan. 

Kemudian, kemampuan untuk menggunakan informasi menjadi keuntungan kompetitif, dan kemampuan membuat pengetahuan menjadi aset unggulan.

Tantangan di Era Pengetahuan

Adalah bagaimana menggunakan pengetahuan sebagai keuntungan kompetitip dan menjadikannya aset unggulan. Seolah gampang dikatakan, tapi nyatanya tidak mudah. Itu yang saya rasakan.

Kita saat ini bukan lagi mencari lebih banyak informasi, melainkan bagaimana mengolah informasi yang didapatkan menjadi pengetahuan.

Tantangan kita bukan lagi mencari apa yang membuat kita tahu, tetapi mencari apa yang bisa membuat kita melakukan sesuatu.

Pengetahuan memberi kita kemampuan untuk melakukan perubahan. Dengan menguasai pengetahuan, kita tidak akan takut pada perubahan dan malah kita sangat menantikan perubahan.

Menjadi Pekerja pengetahuan sebaik mungkin

Era ini seperti diberikan kepada Generasi Milenial. 20 tahun ke depan, generasi ini akan terus menguasai dunia kerja. Dengan catatan, kamu harus melakukannya sebaik mungkin.

Dalam sebuah buku yang terbit tahun 1993, Post-Capitalist Society, Peter Drucker mengindentifikasi bahwa ekonomi dunia sedang memasuki era baru yang berbasis pengetahuan. 

Drucker menyatakan bahwa terjadi perubahan sistem masyarakat Barat. Sistem kapitalis yang merajai Era Industri sampai Era Teknologi Informasi digantikan oleh sistem post-kapitalis yang menjadikan pengetahuan sebagai kapital (modal) utama.

Pengetahuan adalah aset utama

Saya sudah menyebutkan di atas sebelumnya, tapi saya ingin kembali mengatakan ini untuk mengingatkan bahwa Era ini, pengetahuan adalah aset utama jika kita ingin mendapatkan hasil yang signifikan.

Setiap orang harus menggunakan pengetahuan sebagai sumber daya utamanya, apa pun profesinya yang dia tekuni. Pemburu atau petani yang hidup di Era Pengetahuan harus memiliki Paradigma yang berbeda dengan pemburu pada Era Pemburu atau petani pada era Pertanian.

Pahami ini, meski kamu dapat banyak informasi, kamu belum tentu disebut memiliki pengetahuan

Era sekarang memang sangat mudah mendapatkan informasi. Kamu tinggal cari dengan sekali klik atau scroll di media sosial. 

Namun dengan informasi yang banyak kamu dapatkan belum tentu kamu disebut berpengetahuan. Contohnya sebagai berikut.

Kamu ingin memasak sesuatu yang memang belum pernah kamu lakukan. Kamu tinggal cari resep dan cara memasaknya di Internet. Kamu sudah mendapatkan informasinya.

Saat sudah mendapatkan dan kamu tidak mencobanya hingga masakan jadi, kamu belum disebut berpengatahuan. Sebatas tahu saja.

Ini berbeda dengan setelah kamu mempraktekkan informasi yang kamu dapat dan memberikan hasil berupa masakan. Soal enak nggak enak, belakangan. Nah ini, baru kamu bisa disebut berpengatahuan.

Informasi saja tidak menghasilkan apa-apa. Pengetahuanlah yang memberi kita kemampuan (skill) yang juga mencakup informasi.

Ingat bahwa Humberto Maturana pernah mengatakan bahwa knowledge is a validated platform to act - pengetahuan adalah landasan yang sudah divalidasi untuk melakukan tindakan. 

Pengetahuan adalah PENGALAMAN, pengalaman melahirkan PENGETAHUAN. Informasi akan menjadi pengetahuan jika sudah dipraktikkan.

A post shared by Asmari (@asmaridexter) on

Sumber referensi

...

Saya berharap bisa mendapatkan pengalaman dengan banyaknya informasi melalui pekerjaan saya saat ini sebagai bloger. Karena seorang bloger bercerita tentang pengalaman dan sudut pandangnya yang sangat berbeda dengan kebanyakan secara umum.

Bagaimana dengan kamu, apakah masih sebatas pengguna dan penikmat informasi saja?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng