Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Kopi Darat Dengan Teman-teman Koprol Semarang


[Artikel 35#, kategori aktivitas] Selamat datang di bulan April. Saya berharap bulan ini masih terus dipertemukan dengan banyak orang baik. Seperti aktivitas saya ini kemarin di Taman KB (lihat gambar). Dibalik kisah ini, saya hanya ingin berharap bulan ini melakukan yang terbaik lagi. Jadi, jangan teruskan membuka kalau ingin membaca artikel tentang aktivitas ini.

Saya akui menjadi orang baik itu sangat - sangat berat. Semisalnya saja nih, saya ngundang beberapa orang ke acara dan pasti ada orang yang tidak suka karena tidak datang. Yang nggak datang merasa gimana gitu, apalagi punya kedekatan dengan saya, yang pasti berharap saya pun memperlakukan khusus juga kepadanya.

Atau juga, ketika saya mendengar curhat beberapa orang yang tidak diajak acara meski mereka sangat baik. Toh yang diundang seperti orang khusus semua. Saya sambil nyeruput air putih dan hanya bisa berkata, saya juga gak diundang kok.

Berat, kan?

Jangan biarkan kecewa meski sering dibuat kecewa

Saya adalah pria yang punya prinsip aneh ketika mendekati wanita yang ternyata sudah punya hubungan dengan pria lain. Saya pasti akan mundur, meski saya tertarik.

Prinsip ini terus saya bawa dalam pergaulan, apalagi dengan umur saya sekarang. Ketika ada teman-teman yang mengajak saya kopi darat, saya akan berusaha hadir. Tujuannya hanya ingin bertemu dan silaturahmi.

Meski kenyataannya, saya tidak kenal siapa-siapa di sana. Seperti acara ketemu dengan teman-teman Koprol Semarang ini. Saya bisa ke sini karena diajak oleh salah satu personal anggotanya. Memang Koprol sudah tidak ada, tapi grup ini katanya masih berinteraksi yang dipersatukan dengan aplikasi Chatting Whatsaap.

Kenal dengan salah satu personal anggotanya itu karena dulu saat dotsemarang masih komunitas, saya turut hadir di acara komunitas Koprol Semarang yang dulu masih ada. 

Jujur saya gugup waktu itu saat bertemu dengan puluhan anggota dan saya seorang diri hadir. Saya selalu punya rasa ketertarikan terhadap komunitas dan terus berlanjut hingga sekarang. Dan feedbacknya, saya duduk bersama mereka di sini kemarin.



Tidak ada orang yang ingin dikecewakan, saya pun demikian. Tapi dengan usia yang sekarang, saya merasa harus memberikan terbaik dulu meski ke depan nantinya saya kecewa.

Kamu juga harus begitu. Jangan selalu gampang tidak menerima keputusan saat kamu tidak diundang. Orang yang selalu datang ke acara atau undangan, mereka siapa tahu karena referensi teman mereka sendiri sesama komunitas. Atau kamu saja yang ingin memaksakan semua harus ikut acara.

Ikut banyak aktivitas itu melelahkan. Tapi yang membuat kadang saya marah dan kesal adalah setelah beberapa orang diajak, mereka yang sudah mendapat rekomendasi saya, tidak pernah menulis blog tentang acara mereka. Saya sangat tidak suka orang ini.

Jangan biarkan orang seperti saya atau siapa saja kecewa. Saya dan mereka yang ngajak kamu sudah merekomendasikan nama kamu dan bertanggung jawab terhadap pemilik acara. Ketika ditanya tanggung jawab, kadang saya harus mencari alibi memaksa kamu harus menulis. Saya jadi serba salah kalau begitu.

...

Intinya, saya masih belajar menjadi orang baik dan ingin terus bertemu dengan banyak orang baik. Hakikatnya manusia adalah sering melakukan salah, dan itu wajar. 

Hanya saja, ketika kamu memaksa diri bahwa seseorang bersalah, ketahuilah dulu dirimu. Sudahkah memberikan yang terbaik kepada orang tersebut? Jadi ingat status orang yang saya baca, ngomong itu gampang. Melakukannya itu terkadang angan-angan.

Terima kasih Maret, dan juga terima kasih teman-teman Kopdar Loenpia yang mengijinkan saya ikut duduk bareng di tempat kalian. Saya berharap, kita terus terhubung suatu hari kelak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh