Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Wisuda yang sempurna


[Artikel 21#, kategori Causeway] Akhirnya perempuan paling cantik di keluarga ini mendapatkan gelarnya setelah berjuang keras beberapa tahun kuliah jurusan kedokteran. Paling membanggakan selain toga dan ijazah yang ia dapatkan adalah suami dan anak yang menemani. Sungguh itu pengalaman spiritual yang bakal dikenang selalu seumur hidup.

Saya sedang membicarakan adik kedua Difa. Perempuan cantik ini telah diwisuda kamis kemarin (27/4). Saya turut bangga dan senang meski harus saya akui sangat jarang mengucapkan selamat. Baik buat si bungsu maupun si dia. Entah kenapa, mulut saya selalu terkunci meski kami tinggal 1 rumah. Tapi biarlah, mereka pasti mengerti.

Sebuah kebanggaan

Saya akui ngambil jurusan Kedokteran itu pasti lama selesainya. Memang ada sebagian yang selesai pada batas waktu yang ditentukan pihak kampus, tapi bukan itu yang ingin saya ceritakan.

Makna keluarga yang lebih dalam melewati momen kebahagiaan dan rasa bangga yang tercampur menjadi satu seperti mengaduk adonan kue. Perempuan mana yang tidak akan bangga saat mendapatkan gelar, didampingin keluarga kecil mereka dan plus, kedua orang tua. Sebuah kebanggaan buat mereka yang sudah berpasangan. 

Perjuangan belum berakhir

Biarkan dia yang menikmati momen indah tersebut. Saya hanya mengingatkan bahwa perjuangan sesungguhnya baru dimulai setelah gelar sudah disematkan. Realita kehidupan bakal menjadi tantangan tersendiri buat keluarga kecil mereka. Tapi saya yakin, dia pasti bisa mempertahankan semuanya.

Gambar ilustrasi Google

..

Sekali lagi saya turut bangga dan senang berada di momen ini. Jangan pikirkan kami, para pria yang belum menyelesaikan tugas dan bertahan pada ego keras bahwa hidup tak mudah. Yang memiliki pasangan saja belum selesai, bagaimana dengan saya yang harus memikirkan orang lain untuk hidup lebih nyaman setiap hari.

Saya berharap 2-3 tahun lagi saat membaca ini, mereka merupakan panutan banyak perempuan muda yang memiliki mimpi indah tentang wisuda yang sempurna. Kamu boleh memilih tentunya, ingin berkeluarga dulu sambil menyelesaikan tugas akhir. Atau menyelesaikan tugas akhir baru berpasangan.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh