Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Tips Membangun Personal Branding Lewat Instagram


[Artikel 21#, kategori Tips] Menurut situs Cermati com, Personal Branding adalah cara dan proses kita memasarkan diri kepada orang lain atau komunitas yang menjadi target kita. Apakah kamu melakukannya juga?

Sebulan ini saya memikirkan bagaimana diri saya memanfaatkan Instagram dengan baik. Posting begini dan begitu. Sampai akhirnya saya tahu, beginilah saya yang saya tawarkan kepada pengguna Instagram lain bahwa saya bloger.

Mengapa harus memikirkan ini? Karena terkadang saya mengikuti arus saat Instagram dibuat untuk menampilkan foto-foto terbaik ala fotografi. 

Namun seiring waktu, Instagram yang banyak merombak aktivitas dengan pendekatan kode-kodenya (sehingga kita tahu mana yang kita sukai akan berada paling atas) saya banyak menemukan Instagram tidak seperti dulu.

Banyak pengguna sekarang memasukkan apa saja di Instagram. Mulai dari percakapan chatting, foto bagus disertai sindiran halus, gambar gak nyambung dan sebagainya. Dan kadang saya merasa muak melihatnya.

Membangun personal branding 

Ternyata disaat saya mulai merasakan frustasi melihat feed instagram yang semakin aneh, saya baru sadar bahwa Instagram bisa digunakan untuk membangun personal branding.

Tip-tips di bawah ini saya berikan dari apa yang saya lakukan dan juga beberapa referensi yang saya baca. Saya berharap, selain buat diri sendiri juga, kamu yang mulai muak dengan pengguna lain bisa mencoba tips berikut ini.

  • Aktivitas yang positif. 
  • Nama yang real. Kalau itu akun personal sebaiknya kasih nama asli.
  • Update profil (foto atau bio) usahakan sama dengan media sosial lainnya. Seperti aktivitas saya di Twitter
  • Share foto sesuai passion. Saya beri saran, jangan share chatting kalian di IG.
  • Konsisten. Ini sulit, saya pun merasakannya.
  • Beri batas antara pribadi dan publik. Jangan jadikan masalah pribadi sebagai konsumsi publik.
  • Tag orang lain atau brand.
  • Taruh hashtag spesial semisal kamu ikut acara.
  • Masukkan lokasi, ini penting agar saat pengguna lain tahu keberadaanmu
  • Jangan malu berselfie tapi jangan juga terlalu berlebihan. Dengan adanya gambar diri kita, orang lain melihat akun kita lebih real.
Keuntungan membangun personal branding di Instagram adalah konten visual yang disajikan memberikan orang lain lebih percaya kepada kita (namun disertai tips di atas).

Untuk saat ini, mau tidak mau saya harus mengakui bahwa Instagram lebih baik ketimbang Twitter. Jadi, apakah kamu juga setuju dengan saya?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh