Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Liputan Karnaval Seni Budaya Lintas Agama dan Pawai Ogoh-ogoh 2017


[Artikel 37#, kategori aktivitas] Saya selalu menyukai event yang berhubungan dengan karnaval atau pawai. Dan beruntungnya kali ini, senjata saya, Zenfone 3, sangat tangguh menghadapi rintangan saat mengambil gambar. Termasuk para pengganggu.

Tanggal 2 April 2017, event ini diselenggarakan meski awalnya tercatat di buku Agenda kota Semarang tahun 2017 pada bulan Maret. 

Tahun ini merupakan kedua kalinya saya liputan secara langsung. Bedanya dengan sebelumnya, pawainya diselenggarakan mulai dari Gereja Blenduk dan sekarang dari titik nol kilometer atau depan gedung keuangan samping kantor pos besar.

Waktu acara masih sama, yaitu siang hari. Lumayan sehat kalau naik sepeda siang-siang begini. Tapi saya menikmatinya seperti biasa.

Tiba di Kota Lama, jalanan sudah ditutup dari hotel Raden Patah (patokannya). Bagus juga menurut saya, biar antisipasinya gak kebablasan saat kendaraan masuk. Namun ternyata, masih ada aja kendaraan yang kebingungan saat tahu bahwa jalurnya sedang ramai digunakan buat acara.

Selama acara, saya bertemu dengan beberapa orang. Termasuk wartawan. Mereka tentu lebih sigap daripada saya untuk mengabadikan yang paling berharga.

Saya masih sendiri tiap acara  tanpa teman-teman bloger. Mungkin ada yang nggak tahu atau ada juga yang kurang tertarik dengan event seperti ini. Semoga saja tidak. Menurut saya event ini merupakan konten yang sangat-sangat bagus.

Acara saya ikuti hanya sampai simpang dekat Paragon Mall. Padahal arak-arakannya berakhir di Balaikota. Bukan tanpa alasan selain lelah juga. Memori hape saya ternyata full. Saya lupa mengosongkan meski sisanya masih diatas 5 GB. Ini pelajaran berharga buat saya kedepannya.

Jangan cari review acaranya di blog saya ini. Saya pasti hanya menaruh di blog dotsemarang untuk review seperti ini. 

A post shared by Asmari (@asmaridexter) on

Terima kasih sudah membaca postingan ini. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh