Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat. Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Apa Kabar Mantan ?
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
[Artikel 12#, kategori Cinta] Hampir sebulanan ini saya sering menonton lagu Surat Cinta Untuk Starla lewat Youtube. Saking menyukainya, ide postingan ini pun dibuat karena lagu tersebut. Keren memang, tertarik mau membacanya.
Aku pernah berpikir tentang hidupmu tanpa diriku
Dapatkah lebih indah dari yang kujalani sampai kini.
Yang tahu lagu Surat Cinta Untuk Starla pasti tahu lirik di atas. Saya jadi membayangkan bagaimana hidup mantan saya atau kamu, yang punya mantan juga. Apakah mereka bahagia atau malah sebaliknya. Saya harap mereka bahagia.
Mereka selalu menjadi yang lebih baik
Lagu ini tiba-tiba membawa saya pada pikiran kosong yang isinya 'apa kabar mantan?' Beruntunglah di era media sosial sekarang, meski kami tidak terhubung, mereka selalu terlihat tanpa perlu saya cari kemana-mana.
Terkadang pernah mendengar beberapa wanita yang putus dari pasangannya selalu menjadi lebih baik. Lebih cantik, anggun dan semakin mempesona. Ya, itu benar.
Jujur, pria mana yang tidak ingin kembali dengan wanitanya yang pernah dicintainya. Tapi itu tidak mudah. Wanita segalau apa pun setelah putus, mereka lebih baik dari pria (mantannya). Saya belajar ini dari mantan saya yang semuanya sepertinya sudah berpasangan kembali. Tak perlu menunggu lama seperti saya yang menulis ini sekarang.
Ingin sekali berpikir kembali
Tidak bisa. Saya sangat sadar diri bukan karena tidak percaya diri. Mereka sudah punya kehidupan yang lebih baik, pasangan yang lebih baik dan mereka juga jauh lebih baik dari senyum yang selalu ditampilkan di media sosial.
Saya cukup aneh sebagai pria yang memiliki prinsip tidak menggangu wanita yang sudah punya pasangan. Makanya saya selalu mundur ketika wanita yang ingin saya puja atau mantan yang semakin manja terlihat menggiurkan dalam artian saya tertarik.
Jangan saya suruh merebut, karena saya tidak ingin menghabiskan waktu mereka dengan kesusahpayahan yang saya alami. Bagaimana perasaan keluarga si wanita, apalagi orang tuanya yang bermimpi punya pasangan buat anaknya yang luar biasa. Sungguh ironi kalau mengambil saya sebagai pasangan.
Postingan ini bukan memberitahu bahwa saya belum move on dari mereka. Hanya saja ketika mereka mau datang, kesempatan seperti itu sangat jarang, saya akan berusaha mengambilnya.
Mari mendengarkan lagu Surat Cinta Untuk Starla berikut ini :
...
Buat kamu yang ditinggal pasangan, baik itu kesalahanmu atau mereka yang salah, ketahuilah bahwa mereka sangat baik-baik saja setelah meninggalkanmu.
Kita tak perlu khawatir lagi tentang perasaan mereka yang sedih setelah kamu tinggalkan. Tidak, tidak. Mereka ada pria yang jauh lebih baik dari kita. Dan mari berdoa kepada Tuhan untuk mereka, selalu bahagia dan teruslah bangga pernah mengenal kita.
Haha.. Bahagia itu diri kita sendiri yang ciptakan. Kalau masih memikirkan mantan, ya harus katakan pada diri sendiri, bagaimana agar mantan kembali dengan sendiri?
Atau mencoba menyenangkan diri sendiri dengan wanita baru dan aktivitas yang lain.
Begini rasanya ketika mertua datang ke rumah, nggak enakan. Padahal, cuma menjenguk cucu kesayangan. Tapi rasa malas yang biasa dirasakan sebelum nikah, berubah rasa risih. Serba salah, pokoknya.
[Artikel 17#, kategori Tips] Saya sudah menghitung kira-kira berapa kuota yang dihabiskan untuk menonton siaran langsung sepakbola via streaming. Tentu Anda sekarang bisa mengukur biaya untuk menghabiskan kuota apabila tim kesayangan Anda akan bertanding hari ini.
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat. Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...
Pernah merasakan manisnya dikejar gebetan yang tak menghiraukan bagaimana sakitnya setelah putus suatu hari nanti. Dan akhirnya mereka menjadi pasangan yang selalu setia, pandai mendengar, selalu memberi motivasi untuk saling menguatkan dan menceritakan hal-hal kecil yang tak pernah mereka ceritakan kepada orang lain. Kini setelah putus, jangan berharap cerita manis diawal akan sama. Perlu diketahui terlebih dahulu, sifat buruk ini bukan berarti semua pria diumur 29 tahun akan sama. Ini sebuah judul yang menarik dan penulisnya saja yang mengalami. So, baca saja ceritanya. Kamu seperti kekanak-kanakan, deh. Kenapa tiap punya mantan, hobinya ngajakin balikan. Tiba-tiba saja kalimat tersebut terlontar dalam sebuah pesan singkat yang terkirim buat saya yang memang berusaha berkomunikasi dengan mantan. Seperti kena serangan jantung tiba-tiba. Dan saya membencinya, marah dan kesal. Marahnya kepada momen yang waktu ia sampaikan. Saya memang bermaksud berbaikan dengan mant...
Postingan ini terinspirasi dari komentar dari dalam blog ini sendiri. Padahal dari awal, blog merupakan tempat personal branding seseorang. Bila digunakan untuk personal, ia biasanya akan mengisinya dengan curhat, portofolio dan aktivitas. Bagi perusahaan, blog merupakan cerita dibalik mereka sendiri.
Setuju dengan tipe ini - tidak ingin merebut. Hehe. Mugkin, dia lebih bahagia dengan yang lain. Tapi... kapan kita bahagia juga? Bukan curcol, ya. ^^
BalasHapusHaha..
HapusBahagia itu diri kita sendiri yang ciptakan.
Kalau masih memikirkan mantan, ya harus katakan pada diri sendiri, bagaimana agar mantan kembali dengan sendiri?
Atau mencoba menyenangkan diri sendiri dengan wanita baru dan aktivitas yang lain.