Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Program dotsCHAT yang terhenti


Saya sebenarnya masih ingin melanjutkan program dotsemarang ini. Selain lebih fleksibel, konten ini sangat menarik dari sudut pandang saya. Baru genap sebulan, program ini tiba - tiba terhenti. Ini alasannya.

Program ini sebenarnya baik - baik saja. Hingga suatu ketika saat saya sudah memilih nara sumber, si nara sumber tak ada kabar dan hilang bak ditelan bulan. Tapi anehnya media sosialnya mengalir seperti tak ada batu yang menghalangi air yang turun menuju sungai dari perbukitan.

Beberapa kali saya bertanya kabar, kapan kita bisa memulai. Dan seperti di php seseorang, akhirnya saya menyerah dan membiarkan si nara sumber bersenang - senang dengan dunianya. Saya malas bertanya alasan untuk kesekian kalinya mengingat si nara sumber bukan pelajar lagi.

Pasca itu, program dotsCHAT terus berjalan namun dengan tema blog yang saya bawa yaitu peserta liga bloger. Dan itupun hanya bertahan 2 peserta yang dijadikan nara sumber.

Saya menyerah dan sudah lelah untuk mencoba mempertahankan program ini. Saya harap dengan program ini, ada konten lokal yang bisa saya angkat. Namun ternyata, begitulah. Semangat saya hilang begitu saja. Apakah penting mengangkat konten lokal?

Terima kasih yang pernah mengisi program ini. Saya sangat bangga bisa mendengarkan langsung tetang perjuangan kalian meski lewat timeline Twitter. Semoga ini jadi pelajaran berharga saya ke depan untuk tidak mudah menyerah lagi.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh