Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Halo, Juli 2025: Titik Nol dan Harapan Baru

[Artikel 153#, kategori catatan] Juli tiba, membawa udara baru yang seakan berbisik, “Ayo, mulai lagi.” Bulan Juni kemarin meninggalkan jejak yang sulit dilupain. Tawa keluarga besar yang datang ke Semarang untuk IdulAdha masih terngiang. 

Dapur penuh makanan lezat—yang bikin timbangan ngeluh—dan momen seru yang bikin waktu terasa cepat berlalu, meski capeknya juga nggak main-main. Pemilik rumah, maksudku keluarga besar, benar-benar membawa warna dan kehangatan yang bikin hati penuh.

Tapi sekarang, kembali ke titik nol. Juli membentang luas di depan, seperti jalan panjang yang penuh tanda tanya. Apa yang menanti? Cerita bahagia atau ujian baru? Entah apa pun itu, bulan ketujuh ini istimewa. 

Ini bulan kelahiranku, Cancer yang katanya penuh perasaan. Dan di tengah semua ketidakpastian, aku cuma ingin satu hal: tetap sehat dan bahagia.

Berlari di Lapangan, Berlari dari Waktu

Ritme hidupku akhir-akhir ini makin kencang. Ajakan main mini soccer makin sering, sampai kadang lupa kalau usia nggak lagi muda. Sebentar lagi kepala empat, angka yang terasa seperti garis batas. Di usia ini, aku sering bertanya: aku sedang lari ke mana?  

Aku pernah bilang ke si bungsu—dan mungkin ke beberapa teman dekat—kalau di usia 40 nanti, aku ingin mencari peluang baru. Bukan cuma soal pindah dari rumah yang selama ini kutinggali, tapi lebih ke soal hati dan jiwa. 

Bukan karena terusir atau merasa bersalah, tapi ada suara dalam diri yang bertanya, “Sampai kapan?” Tinggal di rumah yang penuh kenangan, tapi kadang merasa seperti beban. 

Keluarga si bungsu terus bertumbuh—momongan baru, karir yang cemerlang—sementara aku? Masih di sini, berjuang dari nol, dengan dompet yang sering kali cuma berisi harapan.

Bayang-Bayang Kegagalan dan Secercah Mimpi

Jujur, kadang aku merasa gagal jadi manusia yang “utuh”. Di usia yang seharusnya sudah punya keluarga, anak-anak lucu, dan karir mapan, realitaku jauh dari itu. 

Belum lagi jadi kakak yang baik untuk adik-adik yang punya masalahnya sendiri, atau anak yang berbakti untuk Bapak yang masih harus banting tulang di usianya yang tak lagi muda. Setiap melihat Bapak bekerja, ada rasa sesak yang sulit dijelaskan.

Tapi di balik semua itu, Juli ini adalah harapan. Bulan kelahiran selalu terasa seperti titik balik. Aku ingin hambatan-hambatan yang selama ini menaungi hidupku perlahan terangkat. 

Pekerjaan yang kugeluti, semoga membawa rezeki yang lebih lapang. Badan yang terus bergerak—dari lapangan futsal sampai keseharian—semoga selalu diberi kesehatan dan umur panjang.

Selamat Datang, Juli

Juli, aku menyapamu dengan hati terbuka. Aku nggak tahu apa yang kau bawa, tapi aku siap melangkah. Mungkin di jalan baru ini, aku akan menemukan takdir yang lebih cerah. 

Mungkin di antara langkah-langkah kecilku, ada mimpi yang akhirnya jadi nyata. Yang jelas, aku ingin menjalani hari-hariku dengan penuh syukur, meski dari titik nol sekalipun.

Selamat datang, Juli. Mari kita tulis cerita baru bersama.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Mengenal Istilah Jam Kerja Hotel; Split atau Double Shift

Pria Tidak Berdaya