Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Halo Juli 2022

[Artikel 105#, kategori catatan] Rasanya saya sedang seperti mengulang keadaan. Satu sisi menggembirakan karena pendapatan lumayan datang. Namun sisi lainnya, orang-orang tanpa berperasaan datang sekedar meminta belas kasihan. Mereka pikir saya tempat tabungan mereka.

Halo saya di bulan Juli tahun 2022. Perasaan pagi ini sangat baik. Bila tahun lalu jatuh pada hari Kamis, tanggal 1 Juli tahun ini jatuh pada hari Jumat. Entah, apakah ini hari baik atau sebaliknya. Saya harap yang terbaik saja.

Lupakan resolusi

Bicara resolusi tahun ini untuk memegang hape baru, rasanya sudah tidak bisa. Akhirnya malah saya kembali menggunakan hape lawas yang pernah saya pakai, Zenfone 2.

Saya tidak mengerti mengapa takdir mengembalikan saya seperti tahun 2015 saat pertama kali menggunakan hape yang diberi ASUS.

Banyak hal yang terjadi di bulan Juni, terutama orang yang masih dianggap saudara dan satu darah. Niat baik ternyata kembali dikhianati.

Tanpa perasaan

Dia datang dengan status sebagai teman meski punya cerita indah tentang hubungan. Apa yang saya lakuin dianggap teman, namun mendadak dianggap bukan siapa-siapa. Wataknya tidak berubah, ini yang saya khawatirkan dari manusia kala sudah salah.

Mereka tahu sudah melenceng jauh, tapi tetap aja tidak ada niat berubah. Saya semakin membencinya setelah saya kembali membantunya karena ia memohon. 

Ada apa dengan mereka. Bukan hanya dia, tapi saudara saya. Saya sering bilang, jangan rusak kepercayaan saya. Itu lebih mahal dari uang. Karena kalian melakukannya, saya tidak akan terlibat dengan kehidupan kalian lagi.

Lebih sibuk

Lembaran baru awal bulan kembali dibuka. Beberapa kesibukan sudah menunggu dan sepertinya saya akan lebih bekerja keras. Semoga saja pemasukan juga lebih baik seperti bulan Juni.

Bismillah, saya niat ingin lebih baik lagi.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat