Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Mendadak Rame

[Artikel 43#, kategori rumah] Bunyi rington panggilan WhatsApp mendadak berbunyi. Nomornya tidak dikenal, namun saat diangkat terdengar akrab karena tahu nama saya. Tidak ada mendung tahu-tahu hujan, ternyata ada yang mau ke rumah dan menginap.

Semua serba mendadak tanpa ada jeda mencerna mengapa mereka tiba-tiba. Alhasil, tidak ada persiapan untuk menyiapkan segalanya. 

Ditambah muka lama yang juga ikut datang tanpa berkabar. Orang yang hanya menuruti si pemilik rumah, bukan saya yang membawanya masuk ke dalam.

Jadi rame

Ada satu keluarga datang malam-malam dari Jogja karena keberangkatan ke Samarinda hanya ada di Kota Semarang. Yang saya tahu mereka teman akrab pemilik rumah. Yasudah gunakan kamar-kamar yang memang tidak ada penghuninya bila pemilik tidak datang.

Rumah jadi rame pastinya. Malam yang dingin yang saya tinggalkan tidur terdengar lebih berisik dari malam-malam biasanya.

Siang hari esoknya pun demikian, satu sisi menyenangkan terdengar ramai. Tapi terkadang itu mengganggu, khususnya aktivitas karena merasa sungkan dengan orang yang tidak begitu dikenal.

Menjelang sore, satu keluarga yang datang dari Jogja harus sudah ke bandara. Ya, mereka hanya sebentar di Semarang.

...

Benar-benar ramai. Semenjak si bungsu datang, biasanya saya hanya berdua atau bertiga dengan temannya. Sekarang malah lebih dari 5 orang. 

Terima kasih sudah berkunjung ke tempat tinggal kami.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya