Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Jodoh itu seperti apa?

[Artikel 71#, kategori Cinta] Tidak sengaja melihat video di TikTok yang menceritakan tentang pertengkaran sepasang kekasih. Si perempuan mau pergi dengan raut wajah marah, sedangkan pria marah-marah tapi sebenarnya ingin membuat si perempuan tidak pergi.

Itu adalah potongan film The Notebook. Sepertinya pernah menonton film tersebut. Karena tertonton, saya malah dapat ide untuk menuliskan pikiran saya di halaman ini.

Seperti yang kamu baca, saya menuliskannya ini langsung dan sedang mengejar waktu juga. Sebentar lagi azan subuh dan saya harus bergegas ke kamar mandi.

Jodoh saya itu seperti apa ?

Jadi si pria mengungkapkan betapa dirinya apa adanya. Ia pemarah dan beginilah dia. Si perempuan tidak suka keadaannya kalau hanya terus bertengkar.

Lalu, si pria melanjutkan percakapan bahwa karena dirinya inilah kamu mencintaku katanya. Mengingatkanku dan selalu sabar menghadapiku. Aku menginginkan dirimu, selamanya. Intinya si pria tidak ingin berpisah, namun entahlah kenapa sambil marah-marah.

Video itu mematik alam bawah sadar saya tentang hubungan. Saya pernah memiliki hubungan dengan wanita yang sangat indah, tapi jarang bertengkar. Maksudnya bertengkar hebat. Kalau marah-marah biasa, ya sering juga.

Perempuan seperti itu ternyata bukan jodoh saya. Beberapa kali menemukan seperti kriteria seperti ini, saya tahu Tuhan mencarikan yang tipe lain.

Tuhan lalu mempertemukan dengan karakter yang berbeda dan mungkin dia. Kami sering bertengkar dan saya seperti biasa, berusaha mempertahankan.

Namun ujugnnya, tetap sama. Kami tetap berpisah. Sebesar apapun, sekuat menjaganya, dia memilih pergi dari saya.

Dua karakter yang Tuhan berikan, ternyata tetap bukan jodoh saya. Kalau semuanya bukan, lalu Tuhan mau berikan karakter perempuan yang gimana lagi? Perpaduan keduanya atau malah jodohnya sudah tidak ada buat saya?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat