Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Mantan datang

[Artikel 70#, kategori Cinta] Dia datang, tapi bukan melepas rindu. Ia merasa sangat lapar, lalu makan. Terdengar lucu, tapi itu beneran. Apalagi saya janji mengajaknya makan-makan karena ia telah diwisuda. Selamat dan maaf, hanya itu yang bisa saya ucapkan untuk keberhasilannya.

Tidak menyangkut harapan tentang mantan yang kembali datang terjadi hari ini. Dari sekian mantan, entah kenapa tak ada satu pun yang melihat saya sebagai sosok manusia. Bukan barang yang sekali pakai tinggal buang ke dalam tong sampah.

Dan ia (mantan) mengabulkan harapan yang sangat lama terpendam. Meski pada akhirnya dia pergi dan tak ada kabar lagi kemudian.

Saya berharap mendekapnya lebih lama, tapi ia sudah memiliki hubungan baru yang sepertinya jauh lebih baik dari hubungan kami sebelumnya.

Kedatangan mantan juga menjadikan saya sebagai sosok yang tak pernah saya bayangkan berada diposisi tersebut. Saya adalah selingkuhan kekasih orang lain. Sangat kejam buat saya yang mengatasnamakan kesetiaan di atas segalanya.

Oleh karena itu, saya menyuruhnya lekas pergi setelah bertemu saya. Janji saya sudah terlaksana dan ia berhak bahagia.

Saya? Hanya bisa kembali bersedih karena mengenang hubungan yang pernah terjadi diantara kami berdua. Bagaimana saya berjuang mempertahankan, menangis, kehujanan dan menjaganya agar terus sehat.

Entah karma siapa yang saya ambil untuk dipertanggungjawabkan. Apakah orang tua saya, orang yang saya sakiti atau diri saya di masa lalu (reinkarnasi). Eh berlebihan, ini kebanyakan baca komik isekai 😅. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh