Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Timnas Indonesia Era Shin Tae-yong (Piala AFF 2020)

[Artikel 52#, kategori sepakbola] Melihat pertandingan Timnas Indonesia melawan Malaysia di grup B Piala AFF sungguh luar biasa. Bukan karena hasilnya yang juga membuat euforia, tapi karakter permainan yang langsung membayangkan Manchester United saat ini yang ditangangi Ralf Rangnick. Selamat datang era sepak bola menekan lawan lebih dalam (gegenpressing).

Lama tidak menonton pertandingan Timnas Garuda main. Bahkan saat sudah diasuh Shin Tae-young (STY) pun masih malas. Terkadang karena waktunya terbentur dengan aktivitas lain, dan juga belum menemukan semangat agar tertarik.

Karakter

Timnas sudah memainkan beberapa laga dan bahkan sampai membantai beberapa lawan. Namun kesempatan untuk menyaksikan datang ketika melawan Malaysia. Apakah itu panggilan atau rivalitas yang membuat adrenalin tidak ingin melewatkan begitu saja.

Banyak wajah baru di dalam timnas yang dibawa STY pada piala AFF kali ini. Untunglah nama Evan Dimas masih ada dalam daftar. Pemain tipe pengatur yang selalu saya suka. 

Dan benar saja keputusan menontonnya pada Minggu malam kemarin (19/12/21) berbuah manis. Karakter permainan timnas yang tidak memberi ruang kepada pemain Malaysia berkembang, membuat saya kembali bersemangat.

Melihat karakter yang dibawa pemain timnas, tidak salah jika pelatih bergaji 14,2 milyar ini dikontrak federasi. Tentu, prestasi STY juga tidak kaleng-kaleng.

Semoga juara

Rabu malam (22/12), timnas yang lolos babak semifinal dan harus berhadapan dengan Singapura menjadi kali kedua saya menyaksikan laga timnas berlaga.

Perasaan waktu melawan Malaysia masih ada. Saya pikir akan menyenangkan menyaksikannya kali ini.

Meski karakternya tetap ada, skor hasil pertandingan yang berakhir seri 1-1, membuat saya sadar bahwa perjalanan timnas masih panjang.

Karakter sangat penting, namun upaya untuk mendapatkan kemenangan juga lebih penting. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan STY tentunya.

Tidak masalah, saya yakin timnas masihlah salah satu kandidat juara. Masih ada peluang untuk memaksimalkan pemain depan lebih bertaji.

Saya harap, timnas dapat melangkah ke final tentunya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh