Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Timnas Indonesia Era Shin Tae-yong (Piala AFF 2020)

[Artikel 52#, kategori sepakbola] Melihat pertandingan Timnas Indonesia melawan Malaysia di grup B Piala AFF sungguh luar biasa. Bukan karena hasilnya yang juga membuat euforia, tapi karakter permainan yang langsung membayangkan Manchester United saat ini yang ditangangi Ralf Rangnick. Selamat datang era sepak bola menekan lawan lebih dalam (gegenpressing).

Lama tidak menonton pertandingan Timnas Garuda main. Bahkan saat sudah diasuh Shin Tae-young (STY) pun masih malas. Terkadang karena waktunya terbentur dengan aktivitas lain, dan juga belum menemukan semangat agar tertarik.

Karakter

Timnas sudah memainkan beberapa laga dan bahkan sampai membantai beberapa lawan. Namun kesempatan untuk menyaksikan datang ketika melawan Malaysia. Apakah itu panggilan atau rivalitas yang membuat adrenalin tidak ingin melewatkan begitu saja.

Banyak wajah baru di dalam timnas yang dibawa STY pada piala AFF kali ini. Untunglah nama Evan Dimas masih ada dalam daftar. Pemain tipe pengatur yang selalu saya suka. 

Dan benar saja keputusan menontonnya pada Minggu malam kemarin (19/12/21) berbuah manis. Karakter permainan timnas yang tidak memberi ruang kepada pemain Malaysia berkembang, membuat saya kembali bersemangat.

Melihat karakter yang dibawa pemain timnas, tidak salah jika pelatih bergaji 14,2 milyar ini dikontrak federasi. Tentu, prestasi STY juga tidak kaleng-kaleng.

Semoga juara

Rabu malam (22/12), timnas yang lolos babak semifinal dan harus berhadapan dengan Singapura menjadi kali kedua saya menyaksikan laga timnas berlaga.

Perasaan waktu melawan Malaysia masih ada. Saya pikir akan menyenangkan menyaksikannya kali ini.

Meski karakternya tetap ada, skor hasil pertandingan yang berakhir seri 1-1, membuat saya sadar bahwa perjalanan timnas masih panjang.

Karakter sangat penting, namun upaya untuk mendapatkan kemenangan juga lebih penting. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan STY tentunya.

Tidak masalah, saya yakin timnas masihlah salah satu kandidat juara. Masih ada peluang untuk memaksimalkan pemain depan lebih bertaji.

Saya harap, timnas dapat melangkah ke final tentunya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Kembali ke Jogja: Pulang

Mengenal Istilah Jam Kerja Hotel; Split atau Double Shift