Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Pekan 16 Liga Inggris: Norwich 0-1 Manchester United

[Artikel 96#, kategori MU] Sudah 3 pertandingan saya menyaksikan pertandingan Manchester United secara penuh. Harapan baru itu kembali menyala usai Rolando mengalahkan Crystal Palace di pekan sebelumnya. Karakter permainan dan bagaimana menguasai lapangan adalah alasan untuk kembali menonton mereka. Apalagi disiarkan di SCTV, gratis dan hemat kuota.

Sepertinya saya tidak menyukai jam pertandingan kali ini karena dimulai jam setengah satu malam. Jam tidur saya benar-benar terpangkas dan saya menderita karena ingin menyaksikan pertandingan kali ini. Tapi demi Ronaldo dan kawan-kawan, berkorban dikit tidak masalah.

Jangan remehkan tim bawah

Saya tidak ingin pengorbanan saya menyaksikan pertandingan kali ini berakhir sia-sia, apalagi sampai kalah. Maka tim yang diprediksi menang mudah, ternyata harus bersusah payah menghadapi Norwich City yang ditangani D.Smith sebagai pelatih.

Dan benar saja, selama pertandingan tim benar-benar kepayahan. Rashford, Sancho, Bruno hingga Ronaldo seperti kehilangan sentuhan. 

Tiap berada di dalam kotak pinalti, para pemain depan tampak kebingunan. Mulai dari salah oper hingga melakukan tendangan tidak jelas. 

Apakah ini juga karena lawan menumpuk banyak pemain di dalam kotak pinalti? Ya begitulah saat tim bawah berusaha tidak ingin kalah. 

Penyelemat

Karena Ronaldo, tim berhasil mencetak gol kemenangan. Skor tipis yang tidak diharapkan, tapi dengan situasi sulit saat bermain, kemenangan adalah sesuatu yang sangat berharga. Manchester United berada diurutan ke-5 hingga tulisan ini saya terbitkan.

Gol Ronaldo lewat pinalti kembali membuat rekor baru lagi. Mulai dari rekor cetak gol kemenangan terbanyak di Liga Inggris musim ini hingga mencetak gol di 3 pelatih berbeda dalam semusim (Ole Gunnar Solskjaer, Michael Carrick, dan Ralf Rangnick).

Meski begitu, pemain terbaik yang perlu lebih banyak diapresiasi adalah David de Gea. Penampilannya yang selalu luar biasa, kembali membuat lawan harus menutup wajah mereka dengan tangan. Saya sendiri saat menyaksikan seperti tidak percaya bahwa itu tidak gol.

PR Ralf

Pekerjaan rumah masih besar ternyata buat pelatih. Terutama sektor depan saat harus berhadapan dengan lawan semacam Norwich.

Jika tengah duet Fred dan McTominay seakan sangat padu, seharusnya Ronaldo mendapatkan sesuatu yang membuatnya lebih banyak mencetak gol. Saya harap PR ini tidak begitu lama dapat diselesaikan Ralf.

Pertandingan, gol dan linimasa

Semua tweet-tweet saya selama pertandingan yang dipadukan dengan tweet dari akun Manchester United sudah saya buat dalam momen. Semoga ini bermanfaat dan selalu diingat.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat