Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Ban Meledak dan MU Kalah yang Ketiga Kalinya

[Artikel 93#, kategori MU] Maksud hati menikmati malam minggu dengan pertandingan sepak bola yang penuh kesan, malah dibuat ribet sendiri. Drama sebelum pertandingan dan ternyata itu beneran pertanda.

Akhir-akhir lebih bersemangat menonton pertandingan Manchester United karena adanya Ronaldo. Padahal beberapa tahun terakhir sudah melewatkan banyak siaran langsung. Konsisten tim jadi masalah buat saya. Hari ini menang, besok kalah dan seterusnya.

Ban meledak

Sabtu sore (25/9), beberapa jam sebelum pertandingan dimulai yang kali ini dimainkan sekitar jam setengah 7 malam, saya bersepeda keluar dengan niat nambah angin ban yang sudah terasa kempes. Dan juga mencari cemilan sebagai teman nonton.

Saya bersyukur malam ini ada pertandingan bola, bila tidak saya memilih tidur cepat. Semenjak tanpa dia, kehidupan saya kembali seperti dulu lagi. Pria single yang lebih menyukai kamarnya.

Setelah menggenjot bebera ratus meter, tiba juga di tempat pompa ban yang berada di pinggir jalan. Tidak ada pikiran buruk saat itu, karena mood saya sedang baik.

Bapak-bapak yang awalnya duduk di sebelah pemilik pompa langsung menghampiri saya yang mengatakan tambah angin.

Dengan sigap, si bapak langsung mengambil selang pompa panjang dan memasukkan udara ke pentil sepeda. Mungkin si bapak kerabatnya, atau siapa lah, pikiran saya tenang.

Namun setelah selesai membayar untuk 2 ban, depan dan belakang, saya yang ingin meninggalkan tempat pompa langsung dikejutkan suara nyaring ledakan dari ban sepeda saya.

Waduh, kok malah meledos (meledak). Saya tahu menyalahkan si bapak yang terlalu berlebihan mengisi udara tidak akan menyelesaikan masalah. Apalagi ban sepeda saya juga sudah tua.

Pasrah jadinya sambil mendengar alasan si bapak yang seolah tidak ingin disalahkan. Mau gimana lagi. Sempat berharap bahwa bisa ditambal di sini. Ternyata pemilik asli yang langsung turun tangan melihat ban sepeda saya.

Nggak bisa ini, mas. Ban luarnya robek soalnya. Langsung lemes karena niatnya pompa malah harus ganti semua ban (ban dalam dan ban luar). Itu artinya butuh pengeluaran lebih besar. Niat menghemat malah tersesat.

Kekalahan ketiga kalinya musim ini

Ronaldo tidak cetak gol kali ini

Karena sudah ikhlas dengan kondisi ban sepeda yang tidak ada anginnya sama sekali, saya pulang sambil menuntun yang jaraknya hampir 1 km.

Gejolak amarah saya coba arahkan dengan memesan terang bulan dan minuman dingin. Syukurlah pertandingan belum dimulai ketika sudah tiba sampai rumah.

Saya sempat berujar di Twitter dan stories Instagram, jika ban meledak ini semacam tanda buruk untuk Manchester United. 

Dan itu benar, ketika pemain Aston Villa mencetak gol, saya langsung keluar dari layar streaming smartphone. Rasa penasaran dengan hasil akhirn, membuat saya kembali membuka Twitter dan mungkin, ada keajaiban kali ini.

Sial! Tim beneran kalah. Linimasa yang ramai karena gagalnya tendangan pinalti Bruno menambah derita si Setan Merah (julukan MU). 

Semua orang tahu, ada Ronaldo masih di sana dengan pengalamannya yang luar biasa. Mengapa harus Bruno yang jadi kambing hitam.

Apalagi selama pertandingan, saya juga kesel dengan aksi Greenwood yang sangat egois ingin mencetak gol. Padahal beberapa minggu lalu, ia berujar tidak terlalu ngotot untuk mencetak banyak gol.

...

Entah sejak kapan saya memiliki ramalah dari kesialan saya. MU kalah ketiga kalinya, apakah pelatih benar-benar tidak bisa memaksimalkan potensi para pemain. Apakah saya harus rehat lagi menyaksikan pertandingan? 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh