Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Permohonan Verifikasi Akun Masih Ditolak Twitter

[Artikel 12#, kategori Twitter] Sepertinya kehidupan saya di Twitter baik-baik saja. Sudah setahun tidak menulis tentang kategori ini di blog. Padahal, banyak yang ingin saya bagikan. Tapi, ah sudahlah. Hari ini saya punya berita kurang baik, ini untuk jadi pengingat di masa depan.

Apa kabar hari kedua bulan September, kamu? Saya harap baik-baik saja, meski itu sulit tentunya. Ah, sama seperti saya. Mengemban misi melupakan dia, tapi sulitnya minta ampun. Ya, biarlah. 

Centang biru Twitter

Ini adalah permohonan kedua saya mengirimkan permintaan verifikasi untuk mendapatkan centang biru di Twitter. Ternyata memang sulit, apalagi orang biasa dan tak ada pengaruh yang luar biasa.

Mendapatkan centang biru adalah suatu kebanggaan tentunya. Selain menaikkan citra atau branding, centang biru membuat si pengguna lebih terpercaya.

Ditolak

Awal bulan September, notifikasi yang masuk ke akun pribadi saya (@asmarie_) menginfokan jika Twitter masih menolak permohonan saya.

Sedih dan berharap bulan depan bisa mengajukan lagi, mengingat batas permohonan setelah ditolak harus menunggu 30 hari. Sama seperti Instagram yang memberlakukan waktunya kurang lebih sama bila ditolak.

Alasan saya mengajukan akun pribadi di Twitter ketimbang akun dotsemarang karena hanya akun pribadi saya saja yang sudah diberi fitur verifikasi akun.

Sedangkan dotsemarang masih belum ada. Sudah beberapa bulan saya tungguin, tetap aja belum dapat. Di Instagram malah udah dapat fitur verifikasi, tapi nasibnya sama saja. Sama-sama ditolak.

...

Tidak mudah memang mengajukan permohonan verifikasi Twitter. Branding saya sebagai blogger dan pemilik blog dotsemarang saja masih belum mampu memberi kepercayaan kepada Twitter.

Saya pikir bisa membantu, tapi tetap butuh perjuangan. Entah kapan saya mendapatkan. Saya harap tidak lelah untuk mengajukan.

Jadi ingat teman Sekolah yang selalu ditolak wanita gebetannya. Selalu ditolak, tapi tak pernah patah arang.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh