Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Permohonan Verifikasi Akun Masih Ditolak Twitter

[Artikel 12#, kategori Twitter] Sepertinya kehidupan saya di Twitter baik-baik saja. Sudah setahun tidak menulis tentang kategori ini di blog. Padahal, banyak yang ingin saya bagikan. Tapi, ah sudahlah. Hari ini saya punya berita kurang baik, ini untuk jadi pengingat di masa depan.

Apa kabar hari kedua bulan September, kamu? Saya harap baik-baik saja, meski itu sulit tentunya. Ah, sama seperti saya. Mengemban misi melupakan dia, tapi sulitnya minta ampun. Ya, biarlah. 

Centang biru Twitter

Ini adalah permohonan kedua saya mengirimkan permintaan verifikasi untuk mendapatkan centang biru di Twitter. Ternyata memang sulit, apalagi orang biasa dan tak ada pengaruh yang luar biasa.

Mendapatkan centang biru adalah suatu kebanggaan tentunya. Selain menaikkan citra atau branding, centang biru membuat si pengguna lebih terpercaya.

Ditolak

Awal bulan September, notifikasi yang masuk ke akun pribadi saya (@asmarie_) menginfokan jika Twitter masih menolak permohonan saya.

Sedih dan berharap bulan depan bisa mengajukan lagi, mengingat batas permohonan setelah ditolak harus menunggu 30 hari. Sama seperti Instagram yang memberlakukan waktunya kurang lebih sama bila ditolak.

Alasan saya mengajukan akun pribadi di Twitter ketimbang akun dotsemarang karena hanya akun pribadi saya saja yang sudah diberi fitur verifikasi akun.

Sedangkan dotsemarang masih belum ada. Sudah beberapa bulan saya tungguin, tetap aja belum dapat. Di Instagram malah udah dapat fitur verifikasi, tapi nasibnya sama saja. Sama-sama ditolak.

...

Tidak mudah memang mengajukan permohonan verifikasi Twitter. Branding saya sebagai blogger dan pemilik blog dotsemarang saja masih belum mampu memberi kepercayaan kepada Twitter.

Saya pikir bisa membantu, tapi tetap butuh perjuangan. Entah kapan saya mendapatkan. Saya harap tidak lelah untuk mengajukan.

Jadi ingat teman Sekolah yang selalu ditolak wanita gebetannya. Selalu ditolak, tapi tak pernah patah arang.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya