Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Bulan September Masih Musim Jambu Air, Sayang Masih Busuk

[Artikel 8#, kategori buah] September sepertinya masih disukai pohon jambu untuk berbuah. Sayangnya kali ini sama seperti tahun lalu di bulan yang sama, buahnya pada busuk. Entah ada apa, apakah karena cuacanya yang tidak bersahabat atau?

Warna merahnya sedikit tercemar dengan noda hitam yang terkadang menyelimuti sebagian buahnya. Bila dibelah, dagingnya terkadang ada ulat yang sedang asyik menyantap.

Sempat disarankan untuk memberi obat agar pohonnya kembali berbuah dengan normal. Tapi apalah daya kala hanya sebagai penikmat, bukan perawat pohon.

Jujur, pohon jambu di sekitar rumah ini tumbuh tinggi sekarang tanpa ada perawatan khusus. Waktu itu, keluarga membeli bibit pohonnya yang saat itu sudah setinggi paha manusia dewasa. Tahu-tahu, beberapa tahun sudah menjulang tinggi.

Pohon jambu ini sempat berbuah dengan kondisi normal dan buahnya sangat manis. Tetangga yang mungkin hanya melihat, terkadang saya berikan sebagian hasil petikan.

Kini, jangankan ingin membagikan kepada tentangga. Buat dipetik sendiri dan memakannya, masih khawatir apakah busuk atau tidak. 

Bukan hanya buah jambu yang sudah memerah yang diserang ulat, tapi juga yang sedang berwarna hijau. Lebih dramatis tahun ini.

...

Pikiran saya tentang alasan kenapa pohon jambu kali ini panen dengan buah tidak baik karena sampah dauh kering yang saya taruh di sekitar pohon. Saya tidak mau membakarnya karena takut asapnya mengganggu tetangga.

Untuk membuangnya pun saya tidak ada kemampuan, kecuali membayar orang. Jadinya tiap hari daun yang bertebaran, dikumpulkan di bawah pohonnya. Maafkan saya, pohon jambu.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya