Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Panen Jambu Air


[Artikel 15#, kategori rumah] Rupanya bulan Juli masih disukai oleh Jambu Air. Padahal bulan lalu, pohonnya sudah berbuah dan bertahan sampai sekarang. Mari bagi-bagi ke tetangga.

Hari ini sangat berlimpah yang saya dapatkan. Buah jambu air yang berada di halaman rumah tidak berhenti berbuah. Warna merah mudanya yang menggoda tidak mampu membuat saya mengambilnya.

Setelah memetik dan mencucinya, saya menaruhnya di kulkas. Kerumunan anak tetangga, jadi ajang bagi-bagi buah. Mereka menyukainya. Pandemi saat ini memang membuat mereka lebih terlihat ketimbang sebelumnya yang sibuk Sekolah.

Terima kasih Tuhan atas keberlimpahan berkahnya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh