Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Ke Jakarta Hanya Membawa 50 Ribu Rupiah

[Artikel 2#, kategori Jakarta] Saya tidak sedang membuat konten clickbait, tapi memang benaran uang yang saya bawa hanya 50 ribu rupiah saat pergi ke Jakarta. Saya datang ke Ibu Kota dalam rangka launching acara ASUS Indonesia. Mungkin kamu mengerti soal ini dari aktivitas saya.

Pantes saja. Ya, begitulah ketika sebenarnya hanya perlu membawa diri dan satu tas saat menerima undangan dari ASUS. Pesawat tinggal naik dan turun. Menginap, tinggal tidur dan menikmati langit Ibu Kota kala sedang sendiri pagi hari.

Hanya 50 ribu

Tahun 2017, saya pernah menulis tentang 50 ribu itu sangat berarti. Ada di bawah link-nya. Itu benar sekali, punya uang segini (50K) di dompet adalah kebanggaan.

Tidak mudah mendapatkan 50 ribu saat sekarang ketika kebutuhan harus terpenuhi, seperti kuota internet dan makanan kucing. 

Jadi ketika beberapa kali ke Jakarta dalam rangka acara ASUS, isi dompet saya berisi 50 ribu. Selembar itu saya gunakan untuk bertahan 1 bulan. Bisa dibayangkan, jika uang ini terpakai saat di Jakarta. 

Dompet saya langsung kosong.

Apalagi saat pandemi sekarang, pengennya ada barang-barang yang dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Jadi tidak heran ketika rekan-rekan bloger yang turut hadir saya jarang nimbrung saat sesi malam yang kosong sebelum esok bertarung (launching).

Saya pasti memilih tidur. Bukan karena saya menghindari mereka. Tidur benar-benar jadi kebiasaan, dan ketika lewat jam tidur. Saya benar-benar mengantuk.

Dan beban juga kadang bila ikutan kegiatan di luar acara tanpa ikut berbelanja, semisal haus beli minum di jalan atau nyemil. Saya berusaha mempertahankan 50 ribu tersebut hingga pulang kembali ke Semarang.

Takutnya ada pengeluaran tidak terduga. Terutama bila tawaran sepi untuk dotsemarang.

...

Saya hanya ingin bercerita, bagaimana perjalanan saya ketika pergi ke Jakarta saat acara. Sebenarnya juga tanpa bawa uang sepeserpun bisa saja. 

Haha..saya bercanda. Karena ada uang non tunai yang ada di aplikasi semacam gopay. 

Kadang perjalanan perlu cerita sedih dan lucu sebagai bumbu penyedap untuk melihat secara keseluruhan bagaimana masa depan saat tiba nanti. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Kembali ke Jogja: Pulang