Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Jemur Bantal Guling Malah Kehujanan


[Artikel 9#, kategori Lucu] Saya baru sadar ketika keinginan untuk melihat hujan (sapa tau ada yang menarik) di teras rumah, mendadak jadi konyol kala bantal dan guling yang dijemur sebelumnya belum diangkat. Ya, sudah terlanjur basah siraman hujan yang sangat deras hari ini.

Antara kaget atau menertawakan diri sendiri karena kebodohan sendiri. Saat saya berbagi cerita ini ke dia, saya mau tidak mau menerima ejekannya. Ya, saya tolol. Dan mungkin kamu juga akan tertawa jika saya mengabarinmu sekarang.

Kekonyolan ini bukannya jadi introspeksi diri, saya malah mencari cara bagaimana saya berbagi cerita ini di media sosial. Di Twitter, ah gak deh. Stories Instagram, jangan deh. Dan terpaksa di blog ini.

Saya jarang menertawakan diri sendiri ternyata di blog pribadi saya ini. Gak apa-apa deh, tambah konten meski itu bukan hal positif atau sedih. Terakhir bulan Juni 2019.

Jemur pakaian

Kamu bisa bayangkan betapa bodohnya saya yang menghiraukan bantal guling saya kehujanan. Padahal posisi saya pas hujan masih turun pelan, saya sedang menjemur pakaian. Dekat banget.

Bahkan saya masih sempat-sempatnya berbagi di Twitter tentang hujan yang mengguyur Kota Semarang. Andai ingat punya jemuran bantal guling, kejadian konyol ini mungkin tidak terjadi.

Nasi udah jadi bubur.
Hahahaha 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh