Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Lebaran dan Tanggal Istimewa


[Artikel 9#, kategori Lebaran] Lebaran tahun ini bagi saya adalah lebaran istimewa, terutama tanggalnya. Jatuh pada tanggal 24 Mei 2020, bukan hanya merayakan kemenangan setelah berpuasa. Tapi sebuah perayaan berganti umur seseorang yang juga istimewa.

Saya sudah menunggu beberapa hari tanggal 24 Mei ini. Sayangnya, seseorang tersebut menolak dan bersilat lidah bahwa itu bukan hari istimewa baginya. 

Saya tahu perasaan tersebut ketika tidak ingin ada perayaan tanggal lahiran. Saya pun demikian. Merayakan hanya menyakiti kenangan yang pernah dibuat pada masa lalu. Menyembunyikannya adalah cara terbaik untuk hidup tenang.

Lebaran yang berbeda

Puasa tahun ini hampir saja saya memecahkan rekor yang dalam 5 tahun terakhir tidak pernah full hingga akhir. Banyak bolongnya pas puasa. Namun tahun ini, saya hanya kecolongan 2 kali. Itu artinya saya puasa 28 hari. Bagi saya ini prestasi.

Dorongan dan semangat yang datang dari seseorang adalah salah satu faktor mengapa saya bisa melakukannya. Saya memang bukan penganut agama islam taat, tapi saya terus berusaha melakukannya.

Lebaran kali ini sangat berbeda juga dari tahun lalu. Bila biasanya sendiri, kali ini ada temannya. Si pria kacamata terpaksa tidak pulang karena pandemi. Tidak ada perayaan antara kami dan bahkan saling bermaafan. Entahlah, terlalu normal buat saya.

Selain itu juga, ditiadakannya salat Idulfitri membuat aktivitas saya yang biasa salat di Masjid Agung Jawa Tengah atau Simpang Lima tidak dilakukan kali ini. Hanya berdiam diri di rumah.

Meski melihat salah satu masjid yang mengumumkan tidak menyelenggarana salat Idulfitri, ternyata ada beberapa masjid di sekitar melakukannya. Ya, hak mereka pokoknya.

Ucapan tanpa kado

Suara takbir sudah menggema di langit malam sebelum pukul 12 dini hari. Saya terjaga, takutnya lupa mengucapkan kata saat ia merayakan hari lahirnya. 

Tepat waktu, ia kini bertambah usia. Tanggal kelahirannya sangat istimewa tahun ini karena berbarengan dengan kemenangan umat muslim setelah berpuasa satu bulan melawan hawa nafsu.

Hanya mampu memberi ucapan tanpa kado, saya seperti bukan pria yang romantis dan jauh dari kategori pasangan yang diidam-idamkan wanita. Ironi sebenarnya, tapi faktanya memang begitu.

Saat mentari pagi terus menyingsing hingga siang hari. Ia tetap beraktivitas seperti biasa. Ya, kami memiliki jarak dan waktu yang berbeda. Hanya mampu merindu dibalik pesan teks aplikasi chat.

Perayaan yang tidak diinginkannya ternyata berbanding balik dengan stories yang dibagikannya. Ucapan satu persatu dari keluarga hingga teman lingkarannya, ia pamerkan. Saya hanya mampu berkata hemmm.... katanya. Ah sudahlah.

Bahkan bagian emosional yang ia dikerjai di tempat beraktivitasnya pun ia tetap bagikan. Saya sangat terharu dengan ekspresinya. Satu sisi menolak, satu sisi lain sangat mengharapkan sesuatu yang terlihat dari ekspresi wajahnya.

Andai saya bersamanya, mungkin saya bisa memberikan sesuatu dan memeluknya. Saya berharap melakukannya saat itu.

Gambar : Ilustrasi
...

Tanggal dan hari yang istimewa baginya dan bagi saya. Tak menyangka saya merasakan ini di tahun 2020. Merayakan hari kemenangan setelah satu bulan berpuasa dan ditutup dengan lantunan takbir hingga merayakan bertambahnya usia.

Selamat IdulFitri, dan 
Selamat Ulang Tahun, kamu.

Mohon Maaf Lahir dan Batin,
Maafkan aku yang belum bisa memberi kado hari ini.
Saya harap kamu jadi lebih baik dan sehat selalu.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Piala Usia U-23: Timnas Untuk Pertama Kalinya Kalahkan Korea Selatan