Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

3 Bulan


[Artikel 39#, kategori Cinta] Keajaiban itu bukan saja memberi nafas panjang dan membuat senang, tapi memberi makna terdalam tentang ikatan. Mendengar ia mengatakan ini karena kekuatan cinta, saya seakan luluh lantah. Apa yang saya lakukan rasanya tidak ada apa-apanya selama ini.

Sebagai penonton sepakbola, saya seakan sedang menonton tim favorit sedang berada di ujung kekalahan. Sudah tidak mungkin menyamakan kedudukan, bahkan memenangkannya. Tubuh saya menginsyaratkan untuk menyerah. Air mata kekecewaan bakal membanjiri hari-hari ke depan.

Saat semua benar-benar sudah putus harapan. Tanpa sadar, wasit di pinggir lapangan mengangkat papan tambahan waktu atau injury time. 

Saya terbangun, menatap kosong dalam kemarahan. Dan tak berapa lama, suara itu. Ya suara peluit wasit terdengar nyaring, melengking sampai pikiran. Suasana yang tak mungkin saya lupakan karena kami tidak jadi kalah.

Kekuatan cinta

Itu adalah perasan yang saya gambarkan ketika suara sebenarnya datang dari dia. Telepon yang mengubah keadaan yang saya pikir ke depan sudah tidak dapat harapan.

Wajahnya masih terlihat lembut meski saya tahu beberapa jam sebelumnya ia mengeluarkan amarahnya yang sangat besar. Apakah ini mimpi. Apakah kami kembali, tidak jadi putus lagi.

Saya mulai menyakinkan diri dengan mengajaknya berbicara. Bila ini adalah waktu tersisa untuk meminta maaf dan terakhir kalinya, saya harus melakukannya dengan maksimal. Saya harap proposal hubungan kami kembali.

Apakah kita tidak jadi putus? 
Saya mencobanya.

Ia diam, masih menatap dalam.

Berkali-kali saya tanyakan, ia masih tak menjawab.

Dan akhirnya ia mengeluarkan uneg-unegnya tentang bagaimana saya menyakitinya. Saat itu, saya ingin bersujud kepadanya atas kebodohan yang saya lakukan. Saya tidak akan melakukan hal bodoh lagi seperti tadi (Beberapa jam sebelumnya, kami bertengkar hebat).

Tanpa sadar, matanya mulai berkaca-kaca. Saya seperti lelaki jahat yang selalu menyakiti pasangan. Dan ia menerima saya kembali. Semua karena kekuatan cintanya yang masih ada dalam dirinya kepada saya.

3 Bulan

Saya tidak menyangka untuk sampai di sini (3 bulan), saya harus berjuang di menit-menit akhir dan bahkan itu sudah tidak ada harapan. Kesalahan saya harus dibayar mahal dan ini adalah putus kelima kalinya semenjak kami berhubungan.

Ketika wanita memutuskan hubungan, resikonya adalah semua kontak dan pertemanan di media sosial langsung diblokir. Dejavu rasanya bila mundur ke belakang. Saya pun pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya.

Banyak air mata yang tak disadari mewarnai hubungan kami menuju 3 bulan. Seperti kisah asmara dalam novel, saya menjadi tokoh utama yang tidak beruntung dalam hubungan.

Namun masalah yang paling besar dan ingin saya hindari menjelang tanggal kami meresmikan hubungan malah datang.

Padahal saya sudah sering berbicara bagaimana kami akan merayakan. Tinggal 3 bulan lagi, saya dapat memeluknya secara utuh. Namun yang terjadi, belum 6 bulan, selalu ada pertikaian. Dan kali ini adalah paling besar.

Hubungan saya terselamatkan akhirnya, 1 hari sebelum tanggal perayaan. Padahal bila berkaca dengan kejadian yang sama, wanita akan pergi meninggalkan tanpa lagi melihat ke belakang.

Saya bersyukur menjadi pasangannya. Ia wanita yang keren saya kenal. Ia adalah wanita keras namun penuh kasih sayang. Benar-benar beruntung memilikinya menjadi pasangan.

Saya benar-benar bodoh

Malam yang panjang itu berakhir dengan kehadiran mentari yang bersinar terang. Kami kembali menjadi 2 manusia yang saling jatuh cinta.

Saya seperti diajarkan untuk bersikap lebih dewasa dan berhati-hati dalam berkata. Khususnya perasaan yang mudah curiga.

Cerita pertengkaran hebatnya memang terdengar lantang. Kisah balikannya juga pun penuh kejutan. Namun yang disayangkan adalah saya kelupaan mengucapkan 3 bulan hubungan kami setelah 1 hari balikan.

Saya tidak tahu bagaimana bisa lupa dan tersadar sudah pagi benderang. Dan lagi-lagi, inisiatif datang darinya yang memulai untuk mengucapkan. 

Saya benar-benar bodoh. Setelah diberi kesempatan, malah dilupakan. Padahal saya sudah merencanakan dengan matang.

Bahkan saya mengeles kalau handphonenya semalam tidak aktif dan sulit dihubungi. Sebenarnya memang saya tidak menghubungi dan hanya mengucapkan selamat pagi setelah jam 5 pagi tanpa memikirkan bahwa hari itu adalah hari spesial.

...

Terima kasih untuk kesempatannya. Saya tidak tahu bahwa perjalanan yang kita jalani sudah begitu terjal. Padahal ujungnya belum kelihatan.

Selamat 3 bulan buat kita dan kamu, wanita spesialku. 
Mencintaimu merupakan anugerah.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Halo, Mei 2024