Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Halo Mei 2020


[Artikel #71, kategori catatan] Tidak ada perayaan kali ini untuk berbagai acara di Kota Semarang, termasuk ulang tahun yang ke-473. Ya, tahun ini Ibu Kota Jawa Tengah bertambah lagi usianya.

Di awal bulan, guyuran hujan dari sore hingga dini hari semacam berkah di tengah pandemi Corona yang menggrogoti.

Apa kabar saya? Sehat sebenarnya, namun sedang lemas karena puasa. Hingga hari ke-9, puasa saya alhamdulillah lancar. Dorongan kecil ternyata mampu memberi semangat ketika godaan terus menggoyang pikiran.

Hujan awal bulan
Hujan mendadak turun ketika persiapan untuk berbuka tinggal menunggu hitungan menit. Tempat terbaik kali ini menanti suara azan berkumandang adalah lantai atas. Semarang kecil bisa dilihat dari sini.

Langit yang memang sedari tadi mendung, akhirnya tak tertahan untuk melepaskan curah airnya ke bawah. Hujan semakin deras, suara azan rasanya semakin sayup terdengar. Padahal segelas air jahe hangat sudah saya bawa ke atas.

Korona

Bulan April adalah bulan yang benar-benar hemat agar bulan berikutnya tidak sakit-sakit amat. Dampak Korona yang masih jadi bencana bukan saja mencekik keuangan yang berlabel sebagai bloger, tapi juga membunuh aktivitas yang biasanya banyak memberi motivasi.

Mei rasanya tidak jauh beda. Merayakan Hari Raya setiap tahun di Semarang kali ini tidak ada perbedaan. Tidak ada makanan khas hari raya dan tetap sendiri meski sudah memiliki hubungan.

Saya berharap, bulan Mei masih bisa memberi celah saya untuk bernafas. Banyak kebutuhan yang harus saya gapai. Apalagi keluarga Tinky Family yang hanya mengandalkan makanan.


Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

Kembali ke Jogja: Pulang