Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Keluarga Baru di Hari IdulFitri


[Artikel 12#, kategori rumah tangga] Ini bukan kisah tentang saya, ini kisah tentang para pasangan muda yang beberapa bulan lalu melangsungkan pernikahan dan momen Idulfitri, mereka dikarunia buah hati. Selamat datang keluarga baru.

Instagram dan facebook, dua platform media sosial ini mempertontonkan bagaimana kebahagiaan para pasangan muda. Saya tak menyangka bakal terpengaruh karena mereka dan menuliskannya saat ini.

Kebahagiaan yang sudah tak tertahankan dan akhirnya pecah dengan beragam komentar dan suka di media sosial. Siapa tidak ingin menyebarkan cerita indah dari pencapaian dua individu yang memutuskan melebur dalam satu ikatan?

Saya ikut senang dan tentu mengucapkan selamat, meski dari sini. Semoga lebaran tahun ini menjadi berkah buat kita semua, terutama para pasangan muda dan keluarga baru mereka.

Tetap kontrol 

Meski kebahagiaan itu menular, kadang juga prihatin saat pasangan muda ini terus menceritakan kisah mereka lewat media sosial. Anak yang baru lahir, sudah terpapar di jagad dunia maya. 

Benar, hanya berbagi. Tapi masa depan tidak ada yang tahu. Bukan soal iri, hanya saja menjaga diri. Kita tahu bagaimana dunia di media sosial bekerja. Bagai 2 sisi, bagi para pemasar tentu, media sosial adalah alat. Sebaliknya, bagi para pembenci. Ah sudahlah, sisi ini semua orang rasanya mengerti.

Yang terpenting ketika merasa bahagia dengan pasangan dan buah hati, tetaplah mengontrol diri. Mana yang baik, dan mana yang tidak baik.

...

Menikah adalah impian setiap orang, meski ada juga yang tidak menginginkannya dalam artian masih mencari yang cocok. Entahlah. Saya berharap tentunya memiliki ikatan resmi dengan seseorang wanita.
 
Idulfitri kali ini tampak luar biasa meski di tengah pandemi. Orang-orang yang saya kenal, begitu bahagianya dengan kedatangan keluarga baru mereka. Sungguh itu perasaan yang tidak bisa diukur.

Selamat, semoga anak-anak kalian menjadi anak yang membanggakan kedua orang tuanya. 
Dan tetap mengontrol diri untuk berbagi di internet, khususnya media sosial.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh