Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Jangan buru-buru Menikah


[Artikel 11#, kategori rumah tangga] Jangan percaya suasana romantis setelah resmi berpacaran. Satu-satunya cara tetap mempertahankan rumah tangga adalah anak.

Menggiurkan mendapatkan promo naik Gocar dengan harga super ramah di kantong. Hari ini rencananya melihat sisi Semarang dari film Ave Maria. Bagaimana keindahannya dan saya menemukan sesuatu yang menarik sepanjang perjalanan.

Saya terlibat obrolan menarik dengan driver yang menjadi teman perjalanan saya. Orang yang ramah dengan warna mobil merah menyala. Awalnya saya tidak ingin terlalu terbuka dengan orang baru. Karena hampir tiap bertemu driver, mereka selalu bertanya, asalnya dari mana?

Saya bilang, mas adalah orang ke-100 yang bertanya soal itu. Karena logat bicara saya yang lebih banyak Indonesia.

Dalam perjalanan, ada dua wanita cantik yang sedang berteduh sambil mencari jas hujan di jok motornya. Ya, mereka benar-benar cantik. Wajar si driver mencoba melihat ala playboy. Termasuk saya tentunya.

Driver saya kali ini sebenarnya adalah Ayah muda. Lebih unggul sebagai ras pria ketimbang saya yang single. Namun sikapnya yang tertarik dengan wanita yang ditonjolkan, ia adalah golongan saya.

Saya bertanya tentang istrinya yang rupanya berasal dari Yogya. Pertanyaan ini akan saya sambung dengan sugesti saya dari tahun pertama datang ke Semarang. Apakah wanita disekitar Kota Semarang maunya hubungan lebih serius ketimbang pacaran.

Saya terpaksa curhat untuk melihat sudut pandang yang ingin saya gali dengan permasalahan yang saya alami.

Tidak semua, katanya.
Jawaban aman pastinya.

Lalu saya melanjutkan bahwa saya merasakan sugesti yang sudah didengar beberapa tahun baru ini kejadian. Mantan saya mau hubungan serius, tidak lama-lama berpacaran yang dianggap gak berfaedah.

Wah, jangan buru-buru, mas.

Wanita merasa tidak melihat kerja keras pria kalau gitu. Mereka seakan memastikan diri bahwa punya suami lebih menyenangkan.

Saya kasih tahu ya, mas. 

Masa-masa romantis itu hanya pada saat pedekate. Jangan harap setelah menikah, masih seperti pacaran yang bisa bergandeng tangan. 

Saya mendengarkan sambil menyeletuk, apakah pengen mencoba sesuatu yang lain tentang wanita.

Eh..mas, masa saya sudah berlalu seperti itu. Saya kalau sebel atau bete dengan istri saya, wajah anak saya yang dapat menentramkan. Ajak anak saya jalan-jalan atau bermain dengannya. 

Itulah yang membuat saya terus bertahan dalam hubungan. 

Mas sendiri sebaiknya mencari yang benar-benar mau diajak susah. Jangan sedikit-dikit minta kepastian. 

..

Akhirnya tiba juga di lokasi yang dituju. Obrolan sesama pria yang berfaedah. Dan sebenarnya ada beberapa tips untuk mendekati wanita. Kalau ingat saya nanti ceritakan.

Cerita ini memang membuat lega sesuatu yang ada pada diri pria yang mengalaminya. Ini cuma memberikan sudut pandang lain, bukan mendukung bahwa kamu melakukan hal benar.

Sikapmu sendirilah yang menentukan akhiran cerita dirimu dengannya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh