Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Tetangga dan Kucing Part 2


[Artikel 14#, kategori kucing] Lagi-lagi soal urusan kucing dan istri yang tidak suka. Sebenarnya saya malas bersikap baik dan lebih memilih menghindar komunikasi. Masa lalu yang pernah saya alami selalu membayangkan hal buruk ketika ramah tamah menjadi kesalahpahaman.

Tetangga rumah kesekian kalinya kembali memberitahu bahwa kucing yang saya miliki menganggu rumah mereka. Kucing saya yang dikenali telah pup di kasur mereka. Ironis memang dan tentu saya juga akan kesel bila itu terjadi. Saya beberapa kali pernah mengalaminya.

Saya di sini seharusnya merasa bersalah karena sebagai pemilik. Namun saya tidak menduga bahwa ini terjadi lagi dan lagi. Kasusnya berbeda-beda. Cuma baru kali ini sampai masuk ke dalam dan buang hajat di sana. 

Dulu, saat rumah belum pindah, masalahnya sama. Persoalan kucing yang jadi masalah. Setelah pindah, si tetangga di rumah dulu malah memelihara kucing. Saat mengetahui itu, saya mau ketawa sambil menangis. 

Sekarang kejadian hampir serupa. Ya, saya mengaku salah dan langsung mengkandangkan kucing yang dianggap menganggu hingga masuk rumah tetangga tersebut. 

Saya geram sebenarnya. Bukan karena soal kucing, tapi permasalahan dengan tetangga yang kembali terlibat. Saya udah memproklamirkan diri untuk tidak terlibat apapun dengan tetangga. Saya pikir sebaik apapun komunikasi mereka dengan saya, ketika ada masalah, saya pasti trauma. 

Orang baik hanya selalu soal cover

Saya belum tahu bagaimana mengatasi trauma bertetangga. Dan saya harus memikirkan apakah membeli kandang baru atau tidak. Satu sisi biar tidak ribet dengan urusan tetangga dan satu sisi, uang di dompet tidak dalam kondisi baik.

Semoga saya mendapatkan solusi untuk ini.
..

Kalau dipikir lagi, meski saya sudah mengakui kesalahan itu dari saya sebagai pemilik kucing, tentunya si pemilik rumah menyadari bahwa saya sudah lebih lama tinggal di lingkungan perumahan. 

Mereka juga tahu dari awal dan kejadiannya memang baru-baru ini. Padahal tinggal tutup semua pintu atau jendela rumah, kucing tentu tidak akan masuk. 

Kini saya seperti diatur. Menghormati terkadang harus menyadari.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

Kembali ke Jogja: Pulang