Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Kedatangan Lagi Keluarga Baru Tinky


Hari ini ada yang bisa saya ceritakan, tentang kelahiran dari keluarga kucing. Bagaimana tidak ingin bercerita. Ini momen penting dan ini bakal jadi tantangan baru dalam kehidupan sehari-hari saya ke depan. Selasa (16/10) pagi hari setelah hujan semalam.

Apakah ini berkah? Saya jadi ingat acara Festival Kota Lama bulan September kemarin yang juga hujan hari pertamanya. Saya harap demikian dan memberi kejaiban.

Si Tinky yang saya larang keluar

Hampir satu bulan rasanya saya mengurungnya. Ibu dari anak si Pupu yang baru memiliki anak pertama kali dalam hidupnya. Si Tinky masih saja bisa melahirkan meski dengan umur yang dianggap sudah tua.

Saya terkejut awalnya ketika ada tanda-tanda ia bunting lagi. Seperti salah pergaulan saja, sejak itu akhirnya saya memutuskan tidak akan membiarkannya keluar dengan bebas.

Selama ini saya pikir membebaskannya tanpa tinggal di dalam kandang akan memberi sesuatu yang membuatnya lebih baik. Nyatanya tidak demikian. Ini tips yang punya kucing betina, jangan biarkan si kucing ditaruh di luar.

Awalnya 1 bayi, kemudian

Pagi saya seperti biasa, meski agak telat, memberi makan kucing dan membuka kandang buat kucing-kucing yang terlalu penuh di dalam kandang.

Suara bayi kucing terdengar berbeda dari biasanya. Perasaan saya benar bahwa kelahiran yang ditunggu-tunggu datang juga. Seekor bayi kucing telah lahir di dunia.

Syukulah. Tapi kok cuma satu saja. Padahal perut bunting si Tinky sangat besar. Tidak apa-apa, karena saya pikir sudah banyak kucing yang saya pelihara.

Saya sudah sempat mengabarkan lewat media sosial kabar baik ini. Namun beberapa jam kemudian, lahir kembali 3 bayi kucing. Salah satu bayi yang mencuri perhatian saya adalah bayi dengan warna orange.

Wah, garis keturunan warna putih dari keluarga Tinky sepertinya tercemar. Warna orange, kucing mana yang berani membuntingi si Tinky? Meski tidak kaget karena saya yakin kucing kampung, yaudahlah.

Kini bayi kucing sudah lengkap, ada 4 ekor. Bila dijumlahkan, saya saat ini memelihara 10 kucing. Luar biasa. Saya harus lebih bekerja keras untuk mendapatkan makanan kucing, sambil berharap ada pengasuh yang ingin membawa bayi.

...

Di masa depan, saya berharap mereka tetap sehat walafiat. Memberi berkah bagi sekitar dan menjadi teman dalam suka dan duka.

Ya, saya berharap ada seseorang yang tertarik dengan kucing untuk membantu saya meringankan dalam pengasuhan kucing yang mau merawatnya alias membawanya.

Silahkan saja, jika mau. Terdengar jahat, tapi ini mengurangi beban saya tentunya. 
Selamat datang keluarga baru Tinky.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya