Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Pada Telat Datang Futsal


[Artikel 15#, kategori futsal] Jumat ini tubuh benar-benar sangat lelah. Tidak ada banyak opsi pergantian pemain seperti biasanya. Keterlambatan bukan menjadi masalah sebenarnya, tapi yang lain pada banyak absen. Seperti hidup, saat tidak bisa, kita hanya harus pasrah dan berserah.

Jumat malam (19/10), beberapa rekan futsal terlambat datang. Tidak seperti biasanya saat telat datang, kali ini benar-benar telat. Beberapa rekan terjebak di jalan karena macet, yang kebanyakan memberi alasan karena ada Presiden datang ke Semarang.

Untungnya sambil menunggu rekan lainnya datang, waktu bermain sudah lewat 30 menit, ada ajakan dari lapangan sebelah yang kekurangan pemain. Saya dan beberapa rekan yang menerima ajakan langsung bergabung. Lapangan kali ini bukan rumput tapi semen, ini sangat berpengaruh rupanya.

Setelah 1 jam berlalu

Setelah dirasa rekan setim pada pas jumlahnya, kami langsung pindah ke lapangan kami yang berlapis rumput sintetis. Hanya ada 12 pemain, yang artinya menaruh 2 pemain cadangan dan sisanya bermain. 

10 menit berlalu, saya sudah kehabisan tenaga. Efek bermain di lapangan sebelah sepertinya. Setelah waktunya pergantian pemain, saya jadi orang pertama yang minta ganti.

Tubuh ini benar-benar tidak bisa dibohongi. Antusias tinggi seolah pergi begitu saja yang sebelum bermain sangat menggebu-gebu.

Pada akhirnya, pemain lain pun memaksakan diri karena keterbatasan pemain pengganti. Jangankan mengganti satu tim (4 orang + 1 kiper), beberapa pemain yang tiba-tiba cedera dan memutuskan pulang lebih awal, sangat merugikan.

Kami benar-benar bekerja keras hari ini. Dan saya yang bertahan dengan nafas sudah di luar batas kewajaran seumuran saya. Memikirkan besok yang sudah ditunggu sebuah acara rasanya perlu kekuatan super. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jab Harry Met Sejal, Film India Tentang Pria yang Berprofesi Sebagai Pemandu Wisata

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun