Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Pindah Kerja yang Seolah Biasa Bagi Milenial


Orang-orang yang memiliki kemampuan dan berpikir luas ke depan kebanyakan memutuskan bertarung di Ibu Kota yang memiliki persaingan sengit. Saya melihat orang-orang ini selama perjalanan dotsemarang dari awal hingga sekarang.

Selama ini saya mengamati dan membaca bagaimana orang-orang milenial melewati kehidupannya yang begitu luar biasa. Mereka katanya tidak mudah dikekang dan keinginannya mendapatkan kenyamanan merupakan hal utama yang membedakan mereka dengan generasi sebelumnya.

Kini, saya melihat kenyataannya. Sebuah unggahan dari media sosial yang penggunanya cukup saya kenal. Enak sepertinya pindah-pindah tempat kerja dari sudut pandang saya.

Apakah perasaan betah tidak lagi menjadi syarat sebuah kesuksesan? Saya tidak mengerti. Karna mereka yang menjalani.

Bila dipikir lagi, bagaimana mereka yang akan mendapat pegawai negeri sipil? Apakah juga akan mudah berpindah tempat kerja? Label milenial yang tersemat benar-benar terbukti di lapangan.
"Dari riset setidaknya generasi milenial bisa bertahan dua tahun dalam satu pekerjaan. Milenial lebih cepat memilih dan tidak fokus di satu pekerjaan. Tidak bisa disalahkan, karena dulu pilihan nggak banyak. Jadi ini kebanyakan pilihan membuat milenial kadang-kadang galau lagi milih pekerjaan", Yoris Sebastian.
...

Tidak ada yang salah sebenarnya. Kita hanya perlu memahami saja. Meski begitu, saya rasanya iri juga. Andai saya bekerja di tempat kerja (perusahaan dsb), apakah saya akan mengikuti takdir tersebut.

Mungkin saja. Namun bila memilih, saya tetap memilih bekerja sebagai pemilik blog saja. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya