Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Kita Sangat Dekat, Tapi Tetap Berjarak


[Artikel 31#, kategori Cinta] Melihat tokoh anime yang sedang berpasangan namun tidak bisa bertemu, ada perasaan yang ingin disampaikan. Mengapa tidak bertemu saja. Padahal sangat dekat. Melihat dari bawah pepohonan di depan gedung, kenapa pasangannya mengacuhkannya.

Kekuatan cinta itu seharusnya luar biasa. Selalu ingin dekat dan bertemu. Ketika itu datang, rasa lelah dan tubuh yang tidak enak (sakit) dapat diberi dispensasi. 

Minggu pagi, ketika sebagian orang berkerumun di jalan, matahari memancarkan kehangatannya. Beberapa orang serius berolahraga, anak kecil tersenyum bahagia dengan mainannya dan sepasang kekasih asyik berselfie ria.

Saya duduk diseberang gedung menanti orang yang sangat dirindu. Akhirnya bisa ketemu di suasana car free day pikiran saya meronta-ronta yang membuat tokoh dalam anime terlihat pipinya yang memerah.

Saya tahu, ini tidak mudah. Dari perjalanan waktu menjalin hubungan, minggu pagi selalu butuh keyakinan untuk mengajaknya.

Kini, ia sangat dekat. Di depan mata. Saya menunggunya keluar. Pesan saya tidak dibalas sama sekali hingga saya akhirnya tahu bahwa keadaannyalah yang harus dimengerti. Ia lelah dan masih sibuk.

Saya pulang memendam perasaan dan tubuh yang super lelah. Saya lupa bahwa tubuh ini semalam sudah rubuh. Kekuatan cintalah yang membuat saya yakin dengan keadaan.

Roda berputar di atas jalanan tanpa berpikir lagi bahwa hari ini masih belum beruntung. Rindu masih terselip dalam pesan yang belum dibalas.

Dalam cerita anime, mungkin si pria akan berjuang menunggu. Tapi dalam cerita sesungguhnya, saya tidak mampu berjuang. Tubuh semakin lelah dan kasurlah tempat terbaik menuntaskan hari demi hari agar cepat kembali baik.

Dan saya tidak mengerti bahwa semenjak itu, prilaku saya berubah. Rindu yang membuncah, akhirnya berubah menjadi rasa bersalah.

Kita sangat, tapi mengapa masih selalu ada jarak.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng