Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Selamat Idulfitri 1440 H


[Artikel 8#, kategori Lebaran] Saya kembali membaca postingan setahun lalu tentang opor ayam. Diakhir tulisan halaman tersebut, apakah tahun depan (itu artinya lebaran sekarang) saya bisa memakan opor? Dan jawabannya sama sekali tidak.

Selasa, 21 Mei 2019, tuan rumah sudah pergi mudik. Saya menolak ajakan ikut mudik karena saya ingin lebih fokus dengan dotsemarang dahulu. Saya tak perlu dicap anak tak berbakti, karena sudah beberapa kali lebaran tidak pulang, jadi rasanya sudah biasa.

Cuaca di Semarang Lebaran yang jatuh pada hari Rabu dan Kamis (5-6 Juni) kali ini sangat cerah. Bahkan siang hari yang selama puasa sangat terik, kali ini lebih adem. Oh ya, sehari sebelum idulfitri, saya malah pergi ke bandara dengan bersepeda.

Salat di Masjid Agung Jawa Tengah

Sempat bingung memilih lokasi salat id kali ini, apakah di lapangan Simpang Lima atau Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Setelah melihat postingan tahun lalu di blog dotsemarang yang kala itu salat di Simpang Lima, akhirnya memilih MAJT. Lumayan dekat.

Sebenarnya di sekitar rumah ada penyelenggaraan salat id yang lokasinya ditaruh di jalan. Dasarnya saya bukan sekedar masyarakat biasa, saya selalu mencari sesuatu yang berkaitan dengan dotsemarang agar bisa diposting. MAJT tentu saja menarik dari sisi konten.

Jam 5 pagi sudah pergi dari rumah. Meski lampu di jalan-jalan masih menyala, dan dingin yang masih merasuk jiwa, datang lebih awal lebih dikarenakan menghindari macet dan tidak kebagian tempat. Naik sepeda? Tentu saja.

Lebih baik menghabiskan waktu di plataran MAJT ketimbang mepet waktu. Mendapatkan spot bagus agar sudut pandang lebih menarik adalah pikiran saat itu.

Jadwal salat id hari ini dimulai setengah 7 pagi. Tapi sedikit molor. Yang tidak saya sadari adalah pengisi ceramah adalah Menristek, Prof. H. Mohamad Nasir, AK. Ph.D.

Tahu salah satu tema yang dimasukkan dalam ceramah setelah salat? Era revolusi industri 4.0 jadi bahannya. Itu benar-benar sangat menarik. Melihat orang-orang kita terus diberi pemahaman seperti ini tentu saja kita akan siap menuju Indonesia yang lebih baik. Seharusnya.

Berharap ada keajaiban

Disatu sisi saya ingin menjadi kuat dalam artian pria yang lebih baik, dari sisi harta, pekerjaan dan kelebihan lainnya. Namun sisi lain, saya tetaplah pria biasa yang berharap seseorang datang.

Saya pikir, saat saya tetap ada di tempat biasanya, orang-orang akan datang melihat saya. Menjaga nama tetap hadir memang seakan mudah. Tapi itu butuh keajaiban rasanya.

Mungkin suatu hari.

...

Selamat Idulfitri, mohon maaf lahir batin. Saya harap kalimat maaf ini bisa diterima semua orang tanpa memilih perbedaan karena masa lalu.

Dan kesempatan makan opor ayam kali ini tidak dapat diraih kembali.  

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh