Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Halo Desember 2019


[Artikel #69, kategori catatan] Selamat datang bulan Desember. Meski November telah pergi, perasaan mawas diri tetap berlanjut hingga bulan baru ini. Itu benar-benar dampak yang luar biasa yang datang tidak diharapkan.

Saya tidak tahu bagaimana mengucapkan selamat tinggal pada November. Memori yang ditinggalkan sangat berkesan. Sayangnya, kesan yang diberikan sangat buruk. Saya harap segera move on mulai saat ini.

Tutupnya kesempatan

Di awal tahun 2019, saya memiliki resolusi memiliki laptop baru. Apalagi sepanjang tahun, konten laptop dari ASUS terus berdatangan. Bahkan membuat saya kembali terbang ke Ibu Kota untuk bertemu rekan-rekan bloger lainnya.

Namun pada akhirnya resolusi itu lagi-lagi hanyalah impian. Dua tahun berharap, tidak ada satupun yang dapat digenggam. Semua lewat begitu saja, meski juga datang dari merek lain.

Ibarat sudah di depan mata, hanya mampu memandang. Tahun 2019, keberuntungan saya sangat kecil. Mungkin saya disuruh membeli saja. Tapi dari mana uangnya? Ah sudahlah.

Wanita dan blog

Saya sempat merasakan indahnya kembali jatuh cinta. Seperti konsistenya view atau penayangan blog sepanjang tahun yang selalu bertahan diangka 1000 perhari.

Seperti hidup, semua sudah berakhir. Khusus blog, saya melakukan kesalahan sendiri. November benar-benar membuat frustasi. Meski begitu, awal bulan Desember semua kembali seperti semula.

Soal wanita, saya antara lega dan harus menerima kenyataan. Gagalnya hubungan yang dijalin kurang dari setengah tahun setidaknya tidak membuat saya memaksa diri untuk mengejar target yang diberikan, yaitu menikah.

Melihat kondisi di bulan November, rasanya saya belum siap membahagiakan wanita dari sisi ekonomi meski secara umur saya sangat lebih dari siap.

Posisi yang tidak menguntungkan

Saat saya sedang berjuang seperti pemain bola, saya berusaha mencetak gol. Kali ini masih seperti waktu-waktu sebelumnya. Sendirian.

Namun saya lupa, keheningan yang saya anggap suatu motivasi agar kelak dapat memberikan kebanggaan digaris finis, saya kedatangan rintangan. Masalah yang tidak saya lakukan namun dampaknya sangat tidak masuk akal.

Sesuatu yang tidak pernah saya bicarakan malah datang dengan kejutan. Saya semakin skeptis terhadap diri saya dan orang lain. Di dunia ini rasanya tidak ada yang dapat dipercaya. Entah kenapa di saat duka malah datang. Kapan saya dapat menyelesaikan finis ini.

Desember, hujan

Tanah di halaman rumah menjadi basah. Awal bulan, hujan membuatnya menjadi lebih adem. Tidak seperti beberapa waktu lalu yang membuat tanah terlihat retak layaknya kulit kaki bagian telapak.

Hujan memberi perbedaan. Menumbuhkan tanaman yang selama ini terlihat kuning mengering. Saya berharap bulan Desember, ada perbedaan dari bulan sebelumnya.

Desember memberi banyak harapan, menumbuhkan keberuntungan dan sifat baik yang membuat saya bisa terus berkarya lewat tulisan.

Perjuangan belum berakhir, saya mengerti itu.
Saya harap dapat memiliki lebih banyak pekerjaan yang menghasilkan yang datang ke blog dotsemarang.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya