Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

Waktunya Potong Rumput


[Artikel 5#, kategori rumah] Desember, hujan semakin konsisten saja membasahi tanah. Taman yang biasanya kering dan gersang, perlahan tampak menghijau. Rumput-rumput seakan menyambut hujan penuh gembira. Satu sisi, taman rumah kelihatan berseri. Sisi lain, itu rumput liar.

Sudah lama tidak memegang gunting rumput dan alat potong semacam parang. Semenjak kemarau melanda, khususnya Semarang, saya memang sudah jarang menyapa tanah. Panas matahari malah dimanfaatkan untuk menjemur kotoran kucing.

Hingga saya menulis ini, hujan sedang mengiringi setiap ketikan jari jemari saya. Sore sebelumnya, aktivitas memotong rumput sudah dilakukan. Udah 3 hari belakangan ini saya berada di belakang rumah tiap sore.

Sambil beraktivitas potong rumput, saya ditemani dua kucing yang semakin dewasa. Kini total, termasuk yang ada di kandang dan di luar kandang, ada 5 kucing yang masih tersisa. Setelah sebelumnya, kucing saya ada yang mati lagi.

Waktunya potong rumput

Halaman rumah tidaklah begitu besar. Saya sendiri bisa melakukannya selama gairah saya untuk memotong terus ada. Kadang, mood juga berpengaruh pada aktivitas.

Sebelum memotong rumput, saya seperti biasa mengatur jam alarm. Aktivitas memotong hanya perlu 30 menit saja. Biasanya dilakukan sekitar pukul 5 sore.

Saya bukan ahli memotong rumput, hanya saja saya lebih senang kelihatan rapi. Terkadang saya menghindari tetangga untuk terlibat dalam obrolan.

Saya selalu waswas ketika terjadi obrolan dan pikiran saya mengatakan orang itu baik. Baik di awal, namun belakangan menjengkelkan. Saya banyak mendapatkan pengalaman ini. Makanya saya lebih menarik diri dan dianggap tertutup ketimbang jadi orang baik yang mudah disakiti.

...

Selamat bertumbuh rumput hijau. Semoga hujan yang datang memberi kebahagiaan kepada kalian, meski pada akhirnya terpangkas karena sang pemilik ingin melihat halamannya lebih rapi dan terang benderang.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Akhirnya Mereka Mudik Juga

Perjalanan Pulang Pergi ke Hotel The Wujil Resort & Conventions