Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Menjelang Tahun Baru yang Super Sibuk


[Artikel 5#, kategori Dibalik Layar] Tantangan besar produktivitas menulis menghadang menjelang pergantian tahun 2019. Rumah yang biasa memancarkan kemewahan, maksudnya sepi, mendadak ramai. Butuh strategi khusus dalam mengatur waktu dan melihat peluang sekecil apapun.

Pemilik rumah memutuskan datang ke Semarang. Kali ini datang membawa gerbang besar, orang-orang yang menyukai bulu tangkis. Satu sisi rumah tampak lebih hidup, lainnya? Sepi yang saya cintai kini tidak lagi menyenangkan.

Gangguan terhadap aktivitas

Keadaan ini memang sudah biasa, tidak ada yang salah. Ini hanya dampak dari pekerjaan yang saya lakukan karena melakukannya di rumah. Andai saya bekerja di kantor swasta atau pemerintahan, mungkin lain lagi ceritanya.

Aktivitas dotsemarang paling terkena dampak. Menulis yang selalu waswas karena keadaan tidak sepi. Membuat konten di media sosial yang terbatas dan waktu senggang yang tidak datang seperti biasa.

Begitulah yang terjadi dan mau tidak mau, harus dijalanin. Kadang saya marah pada diri sendiri karena diganggu itu tidak menyenangkan, namun tetap tidak bisa apa-apa.

Bertahan dan selesaikan

Saya berbicara dengan diri saya sendiri bahwa ilmu bertahan yang sudah sering saya terapkan selalu berhasil. Bertahan, dan lihat seperti roda berputar. Ada masanya kita begini, dan ada masanya kita begitu.

Setiap pekerjaan atau aktivitas yang datang di luar rutinitas, saya hanya perlu menyelesaikan. Mengeluh, luapkan dalam pikiran dan buang dalam tulisan.

Keputusan penting juga harus diambil setiap ada kesempatan. Tidak peduli betapa sungkannya karena sebuah rasa hormat, saya adalah pria dewasa yang tidak ingin diperlakukan seperti laki-laki yang baru merasakan puncak.

Apakah akan indah pada waktunya? Entahlah. Saya hanya berharap bahwa pergantian tahun kali ini, aktivitas saya tidak terganggu dan tetap lancar. Khususnya buat dotsemarang.

Bahagia itu adalah saya dapat menulis pagi ini.

*Gambar : Ilustrasi

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya