Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Tidur Siang


[Artikel 3#, kategori Dibalik Layar] Apa yang saya pikirkan ketika mengetahui acara digelar malam hari? Tidur siang. Kelemahan saya memang ada pada jam tidur malam yang lebih awal. Meski begitu, saya harus mengakalinya kali ini.

Minggu pertama bulan Oktober, dotsemarang mendapatkan kesempatan untuk menjadi saksi sebuah pertunjunkkan malam yang digelar di Marina Convention Center. Kedatangan kali ini bukan sekedar menonton dan bersenang-senang, tapi dalam rangka pekerjaan.

Menjadi buzzer

Saya memahami bagaimana ketika peluang datang namun tidak terpilih. Apakah itu ketidakmampuan menjadi penyebab, atau ada benang merah yang terajut diantara sekat?

Karena dotsemarang berhasil mendapatkan kesempatan tersebut, pekerjaan menjadi buzzer yang sudah terlalu biasa dilakukan, tidak disia-siakan meski tahu bahwa aktivitas dilakukan malam hari.

Jarak lokasi juga tidak tanggung-tanggung, sangat jauh dari biasanya yang mudah digapai hanya dengan sepeda. Dekat bandara baru.

Solusi dengan tidur siang

Saya sebenarnya mengharamkan tidur siang demi kualitas tidur malam hari. Namun kali ini, saya mengambil dispensasi sendiri. Tidak mudah rasanya membenamkan mata hanya 30 menit. Apakah dari kebiasaan? Saya berusaha pastinya untuk tidur siang.

Pada akhirnya, tidur siang hanya dilakukan kurang dari 30 menit. Beberapa alasan tidak mampu menghentikan waktu yang akhirnya harus bergegas pergi.

...

Pekerjaan kali ini bukan saja sebuah tantangan, tapi juga bagaimana menyelesaikan masalah yang dihadapi diri sendiri. Bagaimana dengamu, apakah kamu memiliki kekurangan seperti saya?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh