Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Tsunami Content


[Artikel #20, kategori Media Sosial] Tahun 2019 ini, semua orang rasanya menjadi penyebar informasi. Bahkan, lembaga-lembaga pemerintahan juga melakukannya. Satu sisi ini menjadi jembatan yang menghubungkan satu sama lain. Namun sisi lain, berdampak pada kurangnya minat terhadap mereka yang sudah berjalan sejak dulu.

Istilah 'Tsunami Content' yang saya gunakan ini saya ambil dari majalah Mix.co.id pada bulan Juli 2019 dengan artikelnya yang membahas Tips Indra Menghadapi Tsunami Content.

Menjadi lebih baik

Bagi saya, melihat fenomena ini yang datang dari lembaga pemerintahan tentu saja itu baik. Setahun ini di Semarang, dinas-dinas pemerintah Kota sangat luar biasa mengelola informasi yang disebarkan lewat media sosial. 

Tak heran, semua aplikasi digunakan dan bahkan arahnya menjadi media sendiri dengan konten yang dijual Kota Semarang.

Ketika semua dinas membuat akun, harapannya tentu saja masyarakat mendapatkan informasi langsung dari akun resmi. Dampaknya hubungan menjadi lebih baik dan menjadi benteng dari serbuan konten negatif dan hoax.

Mulai skeptis

Sisi lain dari saya, seorang pemilik blog dengan konten Semarang juga, mulai merasakan kehilangan kesenangan menyebarkan informasi. Padahal rasa seperti ini yang paling saya takuti. 

Saya pikir dengan terus memperbaiki portofolio dan membangun integritas maupun branding, blog dotsemarang semakin mudah mendapatkan akses. Seperti acara Nasional maupun lokal, daftar agenda pariwisata, dan kemudahan akses lainnya yang diawal-awal sangat sulit saya dapatkan hanya dengan bermodal blog.

Ditambah pergerakan media yang terus bertumbuh. Ada yang menawarakan rasa lokal hingga datang dari Nasional.

Oh ya, satu lagi. Dibalik tsunami content juga tidak hanya dinas yang aktif, tapi juga beberapa orang banyak yang bersedia membagikan dan memiliki kedekatan.

...

Saya tidak ingin dari artikel ini, ketakutan saya tentang blog dotsemarang bakal hilang, akan terjadi. Kontribusi saya dan bagaimana saya terus merangkak dari waktu ke waktu berakhir sia-sia.

Tapi ini adalah kejujuran saya merasakan bagaimana mulainya perasaan skeptis terhadap konten yang berbau Semarang. Semoga bayangan ini tidak terjadi di masa depan.

Selamat datang era Tsunami Content. Siapa saja, bisa menjadi broadcaster atau penyebar informasi.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Kembali ke Jogja: Pulang

Berkenalan dengan Istilah Cinephile