Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Hancurnya Personal Branding


[Artikel 5#, kategori branding] Menjaganya dengan sepenuh hati tak berarti akan terus bertahan. Salah satunya yang dapat menghancurkan malah bukan dari diri sendiri. Orang lain, orang yang tak kita duga dan malah sangat dipercaya. Ini harus dipikirkan dari sekarang.

Sudah berapa lama kamu menjual diri (branding) agar orang lain menilai kamu seperti apa yang kamu inginkan? Apakah itu seorang praktisi, pemain bola profesional, artis, selebgram, Youtuber hingga seperti saya, bloger.

Personal branding keliatannya mudah, apalagi berada di lingkungan yang tepat. Meski akhirnya nilai itu mudah didapat, sayangnya masih mencakup skala kecil. Nilai merek kita hanya untuk orang-orang yang kita kenal saja.

Hancur karena faktor luar

Saat sedang berusaha membangun, kita terus bertahan dan menaikkan level kita ke tingkat level tertinggi. Saat sudah sampai tangga yang membuat kita dikenal, kita malah dihadapkan untuk bertahan. Agar tidak terpeleset saat berada di tangga yang paling atas.

Ada pegangan yang kita genggam dengan kuat agar terus kita pertahankan. Sayangnya, kita lupa bahwa ada banyak faktor lain yang membuat kita jatuh suatu hari nanti.

Saya tidak tahu apa yang terjadi ketika kamu sudah bertahan selama mungkin, karena orang lain, nilai yang kamu pertahankan mendadak jatuh.

Orang lain itu mungkin saja pasangan, pacar, teman, kerabat, rekan, sahabat dan malah keluarga. Kekuatan branding atau nilai kamu akan diuji di sini. 

Bila nilaimu terlalu kuat, seharusnya orang-orang melihat kamu secara personal. Bukan satu kesatuan masalah yang terdampak karena orang lain. 

Menghadapi ini memang tidak mudah. Dan satu-satunya cara untuk terus menjadi sadar adalah tetap bertahan. Anggap saja roda sepeda atau jarum jam yang berputar. Hari ini di atas, besok ada di bawah.

..

Saya mengerti membangun itu penuh perjuangan dan membutuhkan waktu lama. Sekuat tenaga kita pertahankan dan segenap jiwa kita korbankan.

Sayangnya, faktor luar tanpa kita duga menyeret kita. Menerima, realistis, sadar dan pasrah. Sebelum ini terjadi kepadamu, dari sekarang yang harus kamu lakukan adalah terus perkuat branding atau nilai dirimu.

Itu pasti sangat mengecewakan semisal nilaimu tidak dapat membantumu sama sekali.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh