Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Blogger & Content Creator, Tidak Bisa Satu Paket ?


[Artikel 104#, kategori blogger] Saya sudah berpikir bahwa yang namanya Content Creator merupakan titik puncak dari beberapa label yang disematkan pada seseorang yang fokus pada dunia blogging hingga media sosial (Instagram dan Youtube). Ternyata kenyataannya, belum ke sana.

Beberapa tahun lalu, ketika mulai mendengar istilah pembuat konten atau content creator perasaan saya begitu membanggakan. Ini juga diperkuat dari branding ASUS yang mengeluarkan produk dengan menyematkan istilah tersebut.

Wajar, kalimat tersebut terngiang-ngiang di kepala hingga akhirnya berusaha menyakinkan beberapa orang tentang menjadi pembuat konten adalah bagian dari apa yang sudah dilakukan.

Apa pekerjaanmu?

Sore ini (15/10), saya mendapatkan kiriman link sebuah acara dari teman via Twitter. Saya diarahkan untuk mengisi sebuah form yang salah satu pertanyaannya seperti di bawah berikut.


Dalam pilihan di atas, kita hanya dipersilahkan mengisi salah satu jawaban. Tentu saja saya memilih blogger dari pertanyaan 'what is your job?'

Saya tumbuh dan dikenal seperti sekarang karena dari masa lalu yang saya yakini hingga sekarang. Meski berharap bahwa pembuat konten bisa satu paket, tapi tetap saja bila pertanyaan ini datang lagi, pilihan tetap pada blogger.

...

Hal seperti ini memang tidak perlu diperdebatkan. Saya hanya mengeluarkan isi pikiran lewat blog ketimbang lewat media sosial. Padahal sudah dibagikan tweet gambar di atas.

Di masa depan, apakah ada lagi acara yang datang dengan konsep berbeda lagi tentang blogger dan pembuat konten / content creator? Semoga tidak. Kalau ada lagi, mungkin saya kembali menuliskannya di sini.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh