Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Blogger & Content Creator, Tidak Bisa Satu Paket ?


[Artikel 104#, kategori blogger] Saya sudah berpikir bahwa yang namanya Content Creator merupakan titik puncak dari beberapa label yang disematkan pada seseorang yang fokus pada dunia blogging hingga media sosial (Instagram dan Youtube). Ternyata kenyataannya, belum ke sana.

Beberapa tahun lalu, ketika mulai mendengar istilah pembuat konten atau content creator perasaan saya begitu membanggakan. Ini juga diperkuat dari branding ASUS yang mengeluarkan produk dengan menyematkan istilah tersebut.

Wajar, kalimat tersebut terngiang-ngiang di kepala hingga akhirnya berusaha menyakinkan beberapa orang tentang menjadi pembuat konten adalah bagian dari apa yang sudah dilakukan.

Apa pekerjaanmu?

Sore ini (15/10), saya mendapatkan kiriman link sebuah acara dari teman via Twitter. Saya diarahkan untuk mengisi sebuah form yang salah satu pertanyaannya seperti di bawah berikut.


Dalam pilihan di atas, kita hanya dipersilahkan mengisi salah satu jawaban. Tentu saja saya memilih blogger dari pertanyaan 'what is your job?'

Saya tumbuh dan dikenal seperti sekarang karena dari masa lalu yang saya yakini hingga sekarang. Meski berharap bahwa pembuat konten bisa satu paket, tapi tetap saja bila pertanyaan ini datang lagi, pilihan tetap pada blogger.

...

Hal seperti ini memang tidak perlu diperdebatkan. Saya hanya mengeluarkan isi pikiran lewat blog ketimbang lewat media sosial. Padahal sudah dibagikan tweet gambar di atas.

Di masa depan, apakah ada lagi acara yang datang dengan konsep berbeda lagi tentang blogger dan pembuat konten / content creator? Semoga tidak. Kalau ada lagi, mungkin saya kembali menuliskannya di sini.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Mengenal Istilah Jam Kerja Hotel; Split atau Double Shift