Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Bulan Madu yang Telah Berakhir


[Artikel 8#, kategori belajar] Tahun ini, acara Festival Kota Lama tidak seperti beberapa tahun lalu yang melihat blog dotsemarang sebagai salah satu alat pemasaran penting. Meski tidak menjadi media partner atau diajak pertemuan seperti biasanya, saya tetap mempublish beberapa artikel tentang acara.

Akhirnya bulan madu dengan acara festival berakhir tahun ini. Saya sangat bangga dan senang saat beberapa kali sering terlibat dalam acara sebelum tahun 2019.

Ketika akhirnya tidak terlibat, saya sedih juga rasanya. Apakah ini akibat dari membludaknya arus informasi yang saat ini dikenal dengan tsunami informasi. Semua orang bisa jadi wartawan atau pembuat konten. 

Lebih baik maksimalkan akun sendiri atau sekalian sama yang lebih besar dan punya integritas legal. Apalagi kekuatan netizen sekarang ini sangat luar biasa. Berikan mereka sesuatu yang menarik, maka dengan sendirinya datang seperti semut yang mengerubuti gula.

PHP

Saya semakin galau ketika bertemu dengan seseorang sebelum acara dimulai. Kami bicara bagaimana memaksimalkan potensi media sosial dan keterlibatan bloger. Beberapa nama saya serahkan dengan harapan dapat dihubungi.

Di sini kemudian saya kena php saat akhirnya informasi Festival sudah keluar di media-media. Apalagi akun official begitu digenjot aktivitas kontennya. Dan sampai acara dimulai, tak ada satu pun pembicaraan tersebut terealisasi.

Bila waktu itu adalah peristiwa penting seperti upacara bendera yang penuh khidmat, apalagi tentang kepahlawanan, mungkin saya sangat berapi-api mendengar dia berbicara.

Ini untuk masa depan, kemajuan bersama dan rasa peduli yang selalu saya dengarkan beberapa tahun ketika bicara tentang Semarang. 

...

Pada akhirnya saya tak begitu perhatian pada acara tahun ini. Karena saya yakin, apa yang dilakukan berbagai media dan saluran medsos sudah sangat maksimal. 

Dibalik itu semua, saya bisa lebih fokus pada konten lain dan waktu istirahat saya lebih banyak. Ini adalah tamparan keras kepada dotsemarang untuk belajar lagi dalam membangun persepektif atau sudut pandang.

Karena kekuatan bloger ada pada sudut pandang yang berbicara tentang peristiwa. Di era tsunamis informasi, rasanya saya seperti sudah terhempas. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh