Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

Tak Bersosialisasi dengan Tetangga Bukan Berarti Anti Sosial


[Artikel 1#, kategori rumah] Saya hanya trauma dengan perlakuan beberapa orang saja dan ini yang membuat saya tidak begitu aktif di lingkungan sekitar. Apa yang orang-orang pikirkan tentang saya adalah salah bila tak pernah mengobrol lebih jauh. 

Tiba-tiba saja kepikiran setelah menonton tayangan 86 di Youtube. Bagaimana tanggapan warga, terutama tetangga dari terdakwa yang dibawa Polisi. 

Dia baik, pendiam dan ramah. 

Saya memikirkan sesuatu, andai saya berada diposisi tersebut, apakah yang tetangga katakan tentang saya yang begitu jarang bersosialisasi terhadap sekitar. Bahkan untuk berkontribusi pun saya enggan.

Masih trauma

Saya tinggal di daerah yang awalnya masih bisa dihitung penghuninya. Perlahan-lahan, orang-orang mulai menempati kawasan yang bisa disebut sebuah perkomplekan.

Rasa sosialisasi saya yang tinggi sebenarnya, karena memang senang berteman dan bicara dengan banyak orang, membuat saya tertarik untuk sering bicara dengan tetangga baru.

Ada yang berasal dari pasangan muda-mudi, pasangan yang punya pengalaman dalam pernikahan yang sudah lama hingga ibu-ibu yang punya wajah sangat baik.

Kenyataannya saat waktu terus berjalan, harapan saya terhadap makna kebaikan tetangga berubah drastis. Saya pikir wajar bila ada konflik kecil dalam bertetangga.

Saya jadi trauma dengan perlakuan beberapa tetangga terhadap saya dan penghuni rumah saya. Entah karena itu sekedar usil atau memang dari diri saya yang membuat mereka seakan murka.

Semenjak itu terjadi, saya tidak ingin menjadikan harapan yang saya dapatkan berimbas kembali ke depannya. Saya akhirnya membatasi diri. Bertegur sapa disaat disapa, dan tersenyum saat hanya saling berpapasan. Selebihnya, saya tidak ingin terlibat apapun dengan segala aktivitas.

...

Beginilah saya, dengan sikap kurang dewasanya dalam menjalani kehidupan. Awalnya yang dianggap menyenangkan dan memiliki harapan tinggi akan kebaikan, sekali merasa tersakiti untuk hal-hal yang memang sangat kritis, saya lebih baik mundur dan diam untuk tidak terlibat.

Banyak orang baik sebenarnya yang sering saya temui. Namun tak banyak orang baik yang memang bersikap baik dari apa yang dilihat sehari-hari.

📝 Diperbarui Senin, 4 November 2024

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Akhirnya Mereka Mudik Juga

Perjalanan Pulang Pergi ke Hotel The Wujil Resort & Conventions