Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

September 2024, Mertua Pulang

[Artikel 74#, kategori rumah] Dapur kembali sunyi yang sebulan terakhir begitu sibuk. Suara-suara alat memasak hingga gelak tawa saat beliau sedang menelpon juga sudah senyap tak terdengar. Si bungsu dan keluarganya sekarang akan lebih bekerja keras lagi mengurus buah hatinya yang baru lahir. Mertuanya sudah pulang.

Saya tidak sempat bersalaman dan bahkan mengucapkan terima kasih saat beliau pergi ke bandara, Sabtu subuh (7/9). Padahal keberangkatannya saat subuh di mana saya sudah beraktivitas malah nggak ketemu.

Saya juga bingung mengapa demikian meski tinggal satu atap. Apakah buru-buru ngejar pesawat? Atau karena saya yang kurang ajar sebagai yang muda seharusnya menyapa duluan?

Yah, saya juga nggak ngerti. Pulang saja saya tidak tahu. Diberitahu saja tidak, bagaimana saya mikir akan mengucapkan terima kasih. Yasudah lah, terkadang itu sering terjadi. Apalagi saya bukan anak beliau atau menantunya.

Lebih baik tidak tahu sama sekali ketimbang sok tahu. 

Terima kasih buat beliau yang awal-awal begitu sering memberi hidangan enak-enak kepada saya. Jika bisa nikah kelak, saya berharap punya calon mertua seperti beliau. Yang membantu dan meringankan saya yang masih polos dalam rumah tangga.

Mertua yang baik adalah impian.

📷 ilustrasi

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh