Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Halo September 2024

[Artikel 140#, kategori catatan] Saya berharap bulan September ini datang dengan banyak doa yang terkabul. Dimudahkan segala hal, rejeki yang mengalir, tubuh yang sehat selalu dan semuanya baik-baik saja. Mari mulai perjalanannya.

Saya tidak menyangka meninggalkan bulan Agustus penuh dengan derita tapi juga bahagia. Beberapa hal tampak berubah, sukar dan buat marah. Namun saya masih percaya bahwa esok lebih baik lagi.

Ke depannya makin sulit

Setelah bertahun-tahun berjalan lancar, akhirnya terhambat juga. Ya, saya membicarakan iuran bulanan rumah yang biasanya tidak masalah pembayarannya mendadak sulit.

Semoga saja perasaan saya salah. Jika sampai terjadi lagi di bulan September, maka bersiap masa depan saya akan semakin sulit. 

Saya berharap aset satu-satunya yang saya miliki saat ini, laptop, tidak lagi saya jual lagi karena untuk menutupi biaya hidup. Krisis hidup saya semenjak ulah adek saya masih menghantui rupanya. 

Apalagi saya juga masih harus bayar bulanan dari pay later yang digunakan untuk menutupin pengeluaran dampak dari perbuatan adek saya. 

Keajaiban akan datang

Saya tidak tahu bagaimana kondisi saya apabila tidak menekuni dunia blogging seperti sekarang. Umur yang hampir 40, tanpa pekerjaan tetap dan jauh dari kata harmonis apabila bicara keluarga.

Ketika semuanya mentok, saya tidak ingin jatuh. Apalagi kerja keras yang sudah saya bangun penuh dedikasi. Saya percaya keajaiban akan datang. Maka untuk itulah, saya harus terus bertahan. Bagaimana pun keadaannya.

...

Saya sulit untuk berkonsentrasi saat menulis ini. Ada pertandingan Real Madrid di pekan ke-4. Satu sisi ingin menulis ini dengan penuh khidmat. Satu sisi lain, pikiran saya terpecah. Sungguh sayang untuk mengabaikan pertandingan Real Madrid.

Sementara ini dulu. Saya tahu bahwa harapan di bulan September tidak jauh-jauh dari kata lebih baik. Ya, saya berharap itu.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat