Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Halo, Sadtember 2022

[Artikel 107#, kategori catatan] Saya ingin sekali menangis hari ini. Meluapkan perasaan dan kemudian selesai untuk kembali menjalani bulan September dengan lebih baik lagi. Entah kenapa, bulan ini seperti pengulangan bulan tahun lalu yang selalu ingin move on.

Dua wanita luar biasa meninggalkan saya, khususnya Ibu kandung yang saya anggap wanita terkuat di dunia. Satunya lagi adalah wanita yang pernah berkata saya nasehat tentang istri yang lebih baik menjadi pelacur buat suaminya sendiri. Semoga tenang di surga sana, Amin!

*Ternyata saya belum menuliskan tentang istri pelacur buat suaminya sendiri.

Tidak bisa menangis

Saya tidak pernah menyangka duka ini datang di bulan Agustus. Bahkan saat ditinggalkan oleh beliau, saya tidak berada di sampingnya dan tidak menangisinya saat berada di kuburannya.

Apakah saya anak tidak berbakti? Begitu banyak beban yang saya pikul untuk umur sekarang seolah harus kuat menghadapi persoalan yang akan kembali datang di masa depan.

Anehnya, saya malah pernah menangisi dia (mantan) dan menyembah-nyembah dirinya agar dia lebih tenang karena kami sedang berkonflik. Luar biasa saya, menangisi seseorang yang akhirnya tidak pernah saya miliki juga.

Betapa begonya saya saat itu. Apalagi setelah itu, dia pergi dengan teman pria lain. Plot twist banget seperti cerita di film. Bahkan sudah bersungguh-sungguh mengeluarkan air mata malah dikhianati ekspetasi.

Saya tidak tahu mengapa saya malah tidak menangisi kehilangan yang lebih berarti dari dirinya. Saya sangat menyesal.

Sekali salah tetap salah

Bulan baru selalu memberi harapan baru. Kesedihan yang ingin saya luapkan selalu gagal karena memikirkan banyak hal.

Entah kenapa saya masih berhubungan dengan dia (mantan). Bahkan, saat jadi mantan pun dia masih juga menyakiti harapan saya. Manusia sekali berbuat kebohongan, maka akan terus melakukannya.

Begitu juga orang-orang disekitar saya. Entah siapa lagi yang harus dipercaya selain diri sendiri. Yang baik saja bisa mengkhianati, apalagi yang pura-pura baik karena rasa penasaran.

...

Itulah sebab menjadi manusia baik tidaklah mudah. Beragam alasan untuk menyelamatkan diri sendiri seolah perbuatan baik yang dilakukan orang lain kepadanya hanyalah cerita kebaikan biasa. Setelah aman, mereka lupa pernah berkata-kata.

Ayo, September! Jangan biarkan saya terpengaruh mereka lagi. Biarkan saya menikmati hidup ini seperti yang saya harapkan. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Jab Harry Met Sejal, Film India Tentang Pria yang Berprofesi Sebagai Pemandu Wisata

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun