Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Futsal Pertama di Bulan September, Kambuh Lagi

[Artikel 103#, kategori futsal] Semenjak cedera panjang kemarin, entah kenapa saya jadi malas update konten futsal di Instagram. Ini adalah kali ketiganya saya sudah kembali bermain, perasaan khawatir dan cemas masih menghantui. Dan terjadi juga.

Saya sudah memutuskan hanya mengambil satu kali satu minggu jadwal futsal pada hari Selasa saja. Beberapa rekan malah menggoda saya untuk kembali bermain di hari Kamis saat saya sudah yakin.

Kiper dan lutut yang rentan

Selasa minggu pertama di bulan September jatuh pada tanggal enam. Saya pikir sudah benar-benar pulih dan kekhawatiran sempat saya buang ketika akhirnya kembali menjadi kiper.

Saya baik-baik saja selama di lapangan. Beberapa kali kebobolan pun mungkin karena memang bukan spesialis posisi saya sebagai kiper. Jadi wajar pikir saya.

Oh ya, saya akhirnya mengambil posisi kiper karena kiper sebelumnya mengalami sedikit cedera. Gimana tidak cedera, main terus nggak ada yang gantiin. 😅

Naas, setelah di rumah, lutut saya terasa sakit kembali. Untungnya tidak membengkak seperti sebelumnya yang membuat saya tidak main hampir 2 bulan.

Sial! Memang tidak boleh mengambil posisi kiper lagi sepertinya.

Bermain di tengah

Sebenarnya saya menyukai posisi tengah meski saya bisa bermain di mana saja. Main minggu pertama ini, saya puas dengan performa saya saat berada di tengah.

Sayangnya beberapa rekan sepertinya sedang tidak konsentrasi. Umpan tajam saya gagal diterima dengan baik. Entah kenapa mereka gagal, atau memang mereka tidak siap dengan bola yang saya kirim ke mereka.

...

Selamat datang bulan September. Saya harap tidak ada cedera yang mengikuti. Biarkan saya menikmati di luar jam tidur malam biasanya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun

Blog Personal Itu Tempat Curhat