Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Tak Ingin Usai by Keisya Levronka

[Artikel 3#, kategori musik] Ketika mendengar liriknya yang dinyanyikan tentang memutar waktu, seakan perasaan yang seolah sudah sembuh kembali merasa tersakiti. Baper, sedih dan berharap waktu memang benar-benar bisa diulang.

Saya baru mendengar lagu Keisya Levronka yang awalnya dari radio. Karena liriknya mewakili perasaan, saya mencarinya di YouTube. Wew, sudah puluhan juta views. Begitu banyak hati yang diwakilin.

Tersadar kutinggal sendiri

Lirik di atas ini seperti gambaran yang terjadi sekarang. Saya seperti belum move on dari dia. Menghabiskan waktu sendiri dengan berbagai kesibukan dan hanya berjuang untuk bisa bertahan dari perasaan getir. Memang ada seseorang yang datang, tapi entah kenapa itu bukan yang saya harapkan.

Kuterima semua keputusan

Kata kuterima sangat menyerap kala teringat dia yang selalu ingin pergi meski sudah dipertahankan. Agama jadi satu-satunya alasan besar ia pergi. Hanya saja, saat saya sedang berjuang, ia sudah berganti-ganti pasangan. Seolah saya hanya batu loncatan.

Jujur tak ingin kamu pergi

Saya tahu ada perbedaan besar diantara kami, tapi saya belum berjuang sama sekali. Saya tidak ingin dia pergi. Bahkan sampai memohon kepadanya, masih saja tetap ditinggalkan.

Entah kenapa cerita cinta saya kembali kandas tanpa berjuang seperti cerita di film-film. Dimaki keluarga, dihina tetangga atau diusir oleh keluarga.

Pria bodoh yang mengharapkan seorang bidadari yang tidak pernah menganggapnya sebagai prianya.

...

Saya melewati hari demi hari dengan berharap bayangannya pergi. Tapi tetap tidak bisa. Rumah ini, kota ini dan semua hal yang masih ada di dalam sini, selalu ada dia. 

Dan seketika lagu ini datang di bulan September. Menambah rasa galau yang satu sisi ingin dia bahagia, namun sisi lainnya ingin dia tetap setia. Apakah dari deretan mantan, tidak ada satu pun yang bisa kembali karena pernah mengukir cinta?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun

Blog Personal Itu Tempat Curhat