Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

September 2022, platform yang dipakai dotsemarang masih diremehkan

[Artikel 153#, kategori dotsemarang] Sebagian orang menganggap itu hanya bercandaan. Saya harap demikian. Namun kalau dilakukan berulang-ulang, itu namanya ngebully. Mereka sangat bangga yang membuat suasana menjadi cerah, tapi mereka lupa siapa yang diarahkan. Apakah saya bukan manusia?

Tidak menyangka tahun 2022, saya masih diremehkan. Terdengar murah dan nggak berkualitas menurut standar mereka yang anggap pantas.

Saya akhirnya terpancing untuk menyudahi isu yang mereka bawa bahwa blogspot itu gak banget. Terasa kesel, mungkin marah, tapi saya sudah tidak peduli meski ada di obrolan rame-rame.

Kirain selesai

Selesai dengan itu, saya pikir nggak akan mengarah lagi dengan membawa blogspot ke dalam obrolan. Memang tidak langsung menuju ke dotsemarang, tapi cara mereka (seseorang) melakukannya seakan menyindir dan mengingatkan tentang apa yang terjadi sebelumnya.

Entah apakah karena suasananya sehingga arusnya sama. Saya mengerti bahwa itu hanyalah bercandaan, mungkin saya saja yang sensitif.

Saya tidak pernah membahas orang lain, milik pribadinya hingga domainnya. Bahkan saya memberi panggung kepada mereka yang dianggap terus berkontribusi.

Tapi namanya juga manusia. Tahunya bersenang-senang dan tidak memikirkan akibatnya.

Memang lebih baik bahas yang saru-saru saja agar pikiran lebih bebas. Lebih universal dan terkadang imajinasinya sama. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun