Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Dibalik Layar Liputan Akhir Bulan September, Maag kambuh

[Artikel 40#, kategori kesehatan] Terakhir kali maag kambuh parah itu terjadi di bulan April, saat puasa. Dan sekarang kembali kambuh. Akhir bulan September rasanya ini paling parah, sampai 3 hari. Tumbenan.

Jumat dini hari (30/9/22), maag kembali menyerang lambung. Rasanya kali ini saya tahu penyebabnya meski itu rasanya konyol. Gara-gara kecap?

Liputan acara

Ya, benar. Kecapnya bukan sekedar kecap manis, tapi kecap sambel. Perasaan itu baik-baik saja. Saya seharusnya kebal dengan pedas yang tidak seberapa. Namun entah mengapa malah asam lambung naik.

Sialnya, hingga pagi hari, maag masih terasa. Padahal beberapa jam lagi ada acara yang harus didatangin. Tumben, biasanya dikasih minum teh hangat sudah sembuh, ini malah tetap saja. Sampai-sampai saya baru sadar obat maag saya sudah habis.

Terpaksa deh, saat liputan acara dari Smartfren Community, tubuh saya tidak enak. Karena perut juga belum stabil, sampai-sampai saya harus bawa obatnya dengan harapan dapat makan siang pas acara.

Awal Oktober

Saya tidak menyangka satu hari sudah terlewati dan maag belum juga reda. Sempat was-was juga apakah ini maag atau bukan. Dan juga, rumah bakal ramai pada hari Minggu (2/10). Cocok deh. Saya bakal punya waktu sulit untuk kesembuhan.

...

Saya terpaksa mengurangi kopi karena maag masih menyerang. Padahal dengan kopi, konsentasi buat nulis lebih tinggi dan lebih nyaman untuk berpikir.

Di lokasi acara, disediakan kopi. Tubuh yang ngantuk saat itu seharusnya baik-baik saja bila sudah meminum kopi. Sayang saya harus menahan diri dengan mengganti teh manis saj.

Ada-ada saja akhir bulan September ini. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh