Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Yang Dikhawatirkan Terjadi Juga, Maag Kambuh Lagi

[Artikel 18#, kategori puasa] Kali ini saya punya alasan bagus kenapa tidak puasa. Sial, kok sepertinya kelemahan ini (maag) membuat saya terlihat buruk. Tapi mau gimana lagi karena itu terjadi. Dipaksakan juga hanya saya yang merasa menderita.

Maag mendadak kambuh jam 1 dini hari. Saya bertanya-tanya, makan apa hari ini? Salahnya di mana? Makan sambel? Padahal saya sudah rutin minum obat maag saat sahur dan buka puasa. Kok tetap saja maag datang tanpa permisi.

Aktivitas berbuka puasa di hotel

Ini maksud saya. Sejak awal puasa, tidak tidak, bahkan sebelum puasa, undangan mencicipi menu buka datang silih berganti. Menunya pun selain beragam, ada yang sampai ratusan.

Memang tidak semua dicicipi, hanya yang terlihat menarik dan menggugah selera saja. Saya tidak menyangka aktivitas ini turut berdampak pada penyakit yang saya alami sejak duduk di bangku Sekolah.

Dini hari yang terasa sunyi, membuat saya tidak bisa konsentrasi. Segala usaha dilakukan seperti biasa, seperti meminum teh hangat manis. Ya, buat saya ini sangat manjur untuk meredakan nyeri yang seolah menusuk-nusuk.

Namun kali ini berbeda. Perasaan nyeri yang biasanya bila penyakit maagnya ringan akan cepat hilang, hari ini terasa lama. Aktivitas di depan laptop pun terpaksa saya tangguhkan. Benar-benar sulit untuk konsentrasi.

Dan akhirnya saya memutuskan tidak puasa setelah menjalani seminggu berpuasa. Biasanya jika sekali batal, maka akan ada banyak godaan datang. Iman saya sangat lemah di sini.

...

Sore hari, undangan masih ada. Mau tidak mau saat datang ke lokasi acara, saya harus membawa obat maag. Terkadang kenikmatan yang ada di depan mata, seperti sebuah ujian yang mematikan.

Ini adalah kedua kalinya saya tidak puasa hingga tulisan ini dipublish. 😓

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Halo, Mei 2024