Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Maag kambuh di Hari ke-12 Puasa

Gambar : Ilustrasi

[Artikel 29#, kategori kesehatan] Sudah menjaga pola makan buka puasa awal-awal dengan baik, hanya memakan kurma dan air putih, eh ketemu situasi yang tidak memungkinkan berbuat banyak untuk berkata tidak. Terpaksa deh dan lupa jadinya.

Sabtu, 24 April, yang dikhawatirkan terjadi juga. Penyakit maag yang sudah menemani sejak kecil datang lagi. Padahal sudah diantisipasi, setidaknya saya benar sudah membekali obat maag di rumah.

Sambel ayam gepuk

Sore yang indah untuk saling berbicara dan menjaga. Karena sebuah alasan, saya mau tidak mau ikut mereka berbuka di luar. Orang rumah akan segera kembali ke kota asal, ajakan yang berkali-kali disebutkan, akhirnya luluh dalam dekapan.

Setelah menyelesaikan kiriman paket, kami bertiga menuju tempat makan favorit yang ada di jalan Soekarno-Hatta. Sayangnya, rumah makan Bebek Solo sedang tutup. Mungkin mengantisipasi larangan mudik, makanya tutup lebih cepat.

Sudah kepalang tanggung, akhirnya kami tetap memutuskan buka di luar dengan mencari tempat alternatif. Dan itu ketemu, sebuah tempat yang juga akrab di telinga.

Praha dimulai, ayam gepuk dengan sambel yang memikat tak terkira akan membawa saya menuju penyakit yang sangat akrab, maag.

Tidak ada kurma yang rasa manisnya menetralkan asam lambung. Es teh manis pun, sudah tidak berguna ketika saat buka, sudah meminum minuman dingin yang rasanya kurang lebih sama, rasa manis.

Rasa manis sebenarnya dapat membantu mengurangi asam lambung berlebih yang membuat maag tidak akan datang. Ternyata, kekhilafan saya menikmati ayam gepuk dengan sambel adalah bagaimana saya memanggil maag itu sendiri.

Terpaksa, saya tidak puasa. Maag mendadak kambuh dan itu butuh setidaknya 2-3 hari untuk netral kembali. Pada akhirnya itu adalah kesalahan diri sendiri yang memancing maag kambuhan datang lagi.

...

Sekuat apapun kita menjaga, pasti ada rasa bersalah karena lupa. Sama seperti menjaga perasaan, sekonsisten apapun kata cinta yang ditiupkan di telinga pasangan, kalau tidak jodoh, ya tetap pergi.

Semoga maag saya segera sembuh dan puasa saya tetap lanjut. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh